Cerita Dibalik Pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden FIFA

Katadata / Andi
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Presiden Induk Asosiasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Gianni Infantino memberikan keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (18/10/2022). Dalam pertemuan tersebut Pemerintah Indonesia dan FIFA sepakat untuk melakukan transformasi menyeluruh sepak bola Indonesia serta memastikan semua aspek pertandingan berjalan sesuai dengan standar keamanan yang ditetapkan FIFA.
21/10/2022, 11.25 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan dirinya hanya menjalankan tugas yang diperintahkan Presiden Joko Widodo untuk menjemput Presiden FIFA, Gianni Ifantino yang datang ke Jakarta, Selasa (18/10/2022) pagi.

Erick menambahkan, bahwa kedekatan dengan Gianni yang sudah terjalin sejak ia menjadi Presiden Inter Milan merupakan alasan dirinya diminta menjemput dan mengantarkan pimpinan FIFA itu ke Istana Negara untuk bertemu Jokowi.

"Semalam, saya diminta Presiden Joko Widodo untuk menjemput Gianni Ifantino, dan mengantarkan ke Istana untuk kemudian bertemu empat mata dengan Bapak Presiden. Setelah itu, saya mengantarkan Gianni ke hotel tempatnya menginap," kata Erick Thohir di Jakarta, Selasa petang.

Erick menambahkan,  dirinya sama sekali tidak mengetahui apa isi pembicaraan antara Presiden Jokowi dan Gianni karena tidak ikut dalam pertemuan yang berlangsung lebih dari sejam tersebut.

"Namun, jika mengacu dari surat Presiden Jokowi ke FIFA yang saya antar langsung ke Gianni, lalu respon FIFA atas peristiwa di Kanjuruhan, serta keterangan pers setelah keduanya bertemu, yang pasti upaya FIFA untuk mendukung transformasi sepak bola di Indonesia menjadi topik utama. Mari kita sama-sama berharap, pertemuan bersejarah tersebut akan membawa perbaikan menyeluruh bagi sepak bola nasional," kata Erick.

Erick Thohir membeli Inter Milan pada 2013. Menurut data dari Forbes, mantan petinggi Persib Bandung itu menggelontorkan 480 juta dolar AS untuk menguasai 70 persen saham I Nerazzurri yang sebelumnya dimiliki oleh Massimo Moratti.

Pada 2016, Erick Thohir melepas 39 persen sahamnya ke Suning Group, China. Ia kemudian melepas sisa sahamnya di Inter Milan kepada perusahaan asal Hong Kong, Lion Rock pada Januari 2019.