PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengumumkan telah memberikan pelatihan kepada pilot Angkatan Udara Brunei Darussalam atau Royal Brunei Air Force (RBAF), untuk mengoperasikan pesawat CN235-110.
Hal ini diungkapkan oleh Pilot Uji sekaligus Instruktur Penerbangan (PTDI) Kapten Esther Gayatri. Ia menjelaskan, selain meningkatkan kemampuan pilot dalam mengoperasikan pesawat CN235-110, pelatihan juga bertujuan meningkatkan operasi keselamatan penerbangan.
Mengutip Antara, Jumat (21/10), baru-baru ini PTDI melaksanakan program pelatihan penerbangan kepada RBAF. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di industri pembuatan pesawat ini, menugaskan Kapten Esther sebagai pilot uji dan instruktur penerbangan serta flight test engineer Iqbal.
Keduanya melatih pilot RBAF untuk tiga program flight training, yaitu captaincy training, maintenance check pilot dan flight instructor training. Program pelatihan itu berlangsung sejak awal September hingga pekan ke-3 Oktober 2022.
Sebelumnya, pada Kamis (20/10) Duta Besar Republik Indonesia untuk Brunei Darussalam Sujatmiko melakukan jamuan makan malam bersama Captain Esther. Dubes menyambut baik kerja sama program pelatihan pilot antara PTDI dan RBAF.
“Kerja sama ini akan menjadi peluang bagi kedua negara untuk meningkatkan hubungan kerdigantaraan,” kata Sujatmiko, dikutip dari Antara.
Selain memberikan pelatihan kepada pilot RBAF, Indonesia juga ingin menawarkan produk pesawat unggulan PTDI, yaitu CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA), sebuah pesawat patroli keamanan laut, kepada Brunei Darussalam.
Selama beberapa tahun PTDI telah meningkatkan produk CN235-220, seperti meningkatkan berat lepas landas dari 15.400 kilogram (kg) menjadi 16.500 kg.
Kemudian, mengembangkan winglet untuk meningkatkan konfigurasi MPA dalam performa dan stabilitas dan full glass cockpit dengan avionik generasi berikutnya dan sistem kontrol penerbangan otomatis (Genesys) yang terintegrasi.
RBAF sendiri merupakan pelanggan PTDI sejak 1997. Pesawat yang dimiliki AU Brunei ini masih mampu terbang baik selama 25 tahun, dan telah mendapatkan dukungan perawatan dari PTDI, termasuk juga pelatihan pengoperasian pesawat.