Kementerian Kesehatan mencatat total kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal atau GGAPA hingga akhir Oktober 2022 mencapai 304 kasus. Mayoritas penyakit tersebut ditemukan pada kelompok umur 1-5 tahun, yakni sebanyak 173 orang atau 56,9% dari total kasus.
Juru Bicara Kemenkes Syahril mengatakan, sebanyak 59% atau 179 kasus gangguan ginjal akut dialami oleh anak laki-laki, sementara oleh anak perempuan sebanyak 125 kasus. Sejauh ini, total pasien gangguan ginjal akut yang masih dirawat adalah 46 orang, meninggal sebanyak 159 orang, sementara angka kesembuhan mencapai 99 orang.
"304 kasus ini tersebar di 27 provinsi. Beberapa provinsi dengan kasus terbanyak adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur," kata Syahril dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/11).
Jumlah kematian terbanyak ada pada kelompok umur 1-5 tahun yakni sebanyak 106 orang. Sementara itu, kelompok umur dengan tingkat kesembuhan tertinggi ada pada 11-18 tahun, yakni sebanyak 33 orang atau 78,5% dari kelompok umur tersebut.
Saat ini, 46 pasien gangguan ginjal yang masih dirawat tersebar di 27 rumah sakit di penjuru negeri. Adapun, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional atau RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo atau RSCM menjadi rumah sakit dengan pasien terbanyak, yaitu 10 orang.
Selain itu, RSUP Dr. M. Djamil merawat tujuh pasien, RS Anak dan Bunda Harapan Kita sebanyak tiga pasien, RSUP H. Adam Malik merawat dua pasien, dan RSUD I Lagalido merawat dua pasien. Adapun, 22 rumah sakit lainnya masing-masing merawat 1 pasien.
Sejauh ini, DKI Jakarta tercatat sebagai provinsi dengan jumlah pasien gangguan ginjal akut sembuh terbanyak atau 34 orang. Pada saat yang sama, DKI Jakarta juga mencatat jumlah kematian terbanyak yang mencapai 29 orang.
Kota atau kabupaten dengan tingkat kematian tertinggi adalah Jakarta Barat dengan 13 orang meninggal. Sedangkan dengan tingkat kesembuhan terbanyak adalah Jakarta Timur dan Banda Aceh atau sebanyak 12 orang.
Syahril mencatat 10 kabupaten/kota dengan pasien gangguan ginjal akut terbanyak secara berurutan adalah Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Banda Aceh, Jakarta Utara, Denpasar, Tanggerang, Kota Bekasi, Bekasi, dan Depok. Artinya, kasus gangguan ginjal akut terbanyak ada di wilayah Jabodetabek.
Syahril mengatakan penambahan kasus gangguan ginjal akut telah memasuki tren penurunan. Namun, total kasus gangguan ginjal akut selama Oktober 2022 telah lebih dari 100 orang atau naik lebih dari 200% sejak Juli 2022 sebanyak 5 kasus.
"Sekarang sangat menurun kasus baru gangguan ginjal akut, ada sekitar 1-5 kasus per hari. Itu sangat menurun," kata Syahril.
Syahril menilai penurunan penambahan kasus baru didorong oleh imbauan Kemenkes pada 18 Oktober 2022 untuk tidak mengonsumsi obat sirop. Adapun, status imbauan tersebut meningkat menjadi perintah larangan kepada tenaga kesehatan, apotek, dan toko obat.