Presiden Joko Widodo menargetkan industri alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia terus berkembang. Oleh sebab itu Presiden mengingatkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk meningkatkan produksi alutsista lokal.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Prabowo di sela-sela Indo Defence 2022 hari ini. "Saya kira dalam kontrak sekarang ini, minimal 50% buatan dalam negeri," kata Prabowo di Jakarta International Expo, Rabu (2/11).
Tak hanya itu, Jokowi meminta holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) industri pertahanan atau Defend ID mampu meningkatkan penggunaan komponen lokal dalam industri pertahanan. Saat ini Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) industri ini baru mencapai 41%.
Prabowo mengatakan dengan besarnya ukuran Indonesia, maka skala produksi yang dilakukan Defend ID juga harus besar. Seperti diketahui, Defend ID terdiri dari lima perusahaan pelat merah, yakni PT LEN Industri, PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT PAL Indonesia, dan PT Dahana. Adapun, induk Defend ID adalah LEN Industri.
Dia juga optimistis Defend ID bisa masuk 50 besar industri pertahanan global. Salah satunya dengan adanya beberapa perombakan manajemen.
"Kami akan perbaiki, sudah ada pergantian manajemen. Kami optimistis supaya bisa bereskan kinerjanya," kata Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
Sedangkan Jokowi meminta BUMN pertahanan inovatif serta mampu membangun kerja sama global. Tak hanya itu, Jokowi juga membuka lampu hijau Defend ID menggandeng siapa pun untuk transfer teknologi. "Tapi tetap mayoritas (harus) kita," kata Jokowi dalam pembukaan Indo Defence 2022.
Sebagai informasi, Defend ID akan mendapatkan suntikan dana berupa Penambahan Modal Negara atau PMN senilai Rp 1,7 triliun pada 2023. Dana segar tersebut akan digunakan sebagai perkuat fasilitas radar dan amunisi untuk meningkatkan pertahanan dan keamanan negara.