Konser Musik Ditunda Demi Keamanan Penonton: Dari Dewa 19 Sampai KPop
Kewaspadaan terhadap bahaya saling berdesak-desakan dalam kerumunan, tengah menjadi pusat perhatian dalam beberapa penyelenggaraan acara konser musik. Perhatian ini membesar terutama setelah peristiwa insiden di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, serta pesta Halloween di Itaewon, Korea Selatan.
Paling baru, PT Coution Live Indonesia selaku promotor konser "We All Are One Let's Love KPop" mengumumkan untuk menunda festival tersebut hingga Januari tahun depan, dengan alasan keselamatan penonton.
Dalam konser ini, terdapat beberapa nama musisi kenamaan asal Korea Selatan, seperti YOUNGJAE, Astro, BamBam, hingga EXO-Chen dan Pentagon.
"Mempertimbangkan bahwa telah terjadi beberapa insiden malang dalam peristiwa dan juga bencana Itaewon di Korea," ujar CEO Couton Live Indonesia, Park Jai-Hyun, melalui keterangan pada akun Instagram resmi, dikutip Selasa (8/11).
Selaku promotor, pihaknya dan beberapa artis yang terlibat dalam pertunjukan ini, mengaku khawatir terhadap peristiwa saling berdesakan di kerumunan. Mereka menyinggung peristiwa di Itaewon, yang menyebabkan lebih dari 150 orang kehilangan nyawa.
Park pun menyadari keputusan menunda jadwal konser akan membuat penonton kecewa, sehingga memohon pengertian mereka. Pihaknya akan menggunakan waktu yang tersedia akibat penundaan ini untuk memeriksa kembali seluruh aspek keamanan konser, untuk mengurangi risiko kecelakaan.
Meski begitu, promotor berjanji tidak mengubah komposisi artis yang akan tampil di We All Are One Let's Love KPop.
Konser KPop ini bukan satu-satunya yang mendapatkan sorotan terkait dengan keamanan dalam kerumuman massa.
Konser Musik dengan Insiden Desak-desakan
Sebelumnya, konser hari pertama NCT 127 di ICE BSD pada Jumat (4/11), dihentikan menjelang akhir konser. Penyebabnya adalah penonton pada barisan paling depan, saling berdesakan untuk mendekati panggung.
Kepolisian meminta konser dihentikan setelah terdapat 30 orang pingsan karena berdesak-desakan.
Promotor konser NCT 127, Dyandra Global Edutainment, meminta maaf kepada penonton dan personel grup KPop tersebut atas keputusan untuk menghentikan konser sebelum selesai. Meski begitu, promotor tetap melanjutkan konser pada hari kedua dengan menambah tim paramedis.
Penonton pingsan akibat terdesak dalam kerumunan juga terjadi pada 29 Oktober lalu, persis pada hari yang sama dengan tragdi di Itaweon. Insiden ini terjadi pada festival musik "Berdendang Bergoyang" yang digelar di Istora Senayan, Jakarta.
Mengutip Antara, kepolisian menghentikan festival musik ini setelah terdapat 27 orang tak sadarkan diri dibawa ke rumah sakit.
Awalnya, festival ini direncanakan berlangsung selama tiga hari, daro 28-30 Oktober 2022. Tetapi insiden pada hari kedua membuat pihak kepolisian memutuskan untuk membatalkan konser hari ketiga.
"Mempertimbangkan keselamatan jiwa penonton, kami tidak ingin adanya korban jatuh," ujar Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Endra Zulpan, Senin (31/10), seperti dikutip Antara.
Terkait festival ini, Manajer band Seringai, Wendi Putranto, memberikan opininya mengenai Bendendang Bergoyang dalam akun Twitter. Ia menilai Istora Senayan bukan lokasi yang tepat untuk menggelar festival dengan banyak artis besar nasional yang memiliki jumlah penggemar banyak. Seringai menjadi salah satu musisi yang naik panggung di Berdendang Bergoyang.
“Susah buat pergeseran crowd antar panggung pastinya. Rata-rata penampil adalah nama-nama besar semua dengan fanbase ribuan orang, ngebayanginnya aja ngeri tumplek-blek di satu venue,” kata Wendi dalam cuitannya.
Selain itu, Wendi juga menyoroti minimnya tim manajemen pengendali massa dalam festival ini, termasuk antisipasi untuk keamanan. "Saya masuk venue tanpa dicek ID apalagi bag/body checking, lenggang kangkung aja," lanjutnya.
Melihat pentingnya memprioritaskan keselamatan penonton serta musisi, Wendi menilai Indonesia memerlukan sebuah lembaga atau komite keselamatan konser. Mereka yang memiliki wewenang untuk menilai apakah sebuah konser atau festival musik dengan ribuan penonton layak digelar.
Dugaan Pidana Festival Berdendang Bergoyang
Akibat insiden ini, kepolisian menetapkan dua orang tersangka, yakni HA sebagai penanggung jawab acara dan DP selaku direktur. Mereka diduga lalai sehingga menyebabkan seseorang terluka berat.
Dalam proses penyidikan, kepolisian menemukan adanya dugaan penjualan tiket dilakukan melampaui kapasitas gedung tempat festival digelar. Sebab Istora memiliki kapasitas maksimal 10.000 orang, sementara penonton yang datang dilaporkan mencapai 21.000 orang.
Setelah terjadi insiden Berdendang Bergoyang, beberapa konser musik band ternama tanah air juga terkena imbas. Salah satunya adalah konser Dewa 19 yang sedianya digelar pada 12 November 2022 mendatang di Jakarta International Stadium.
Konser Dewa 19 dan Slank
Pihak penyelenggara menunda konser hingga 4 Februari 2023 nanti, atas alasan keamanan.
Melalui keterangan resmi, musisi Ahmad Dhani mengungkapkan penundaan acara sebagai hal yang positif. "Kami dapat mempersiapkan konsernya nanti jauh lebih matang dan sempurna, terutama dari segi keamanan dan keselamatan semua pengunjung konser," jelasnya melalui akun Instagram redline.kreasindo, Rabu (2/11) lalu.
Sementara konser Slank yang sedianya digelar di lapangan Palembang Trade Center, Sumatera Selatan, pada Minggu (6/11) lalu, dibatalkan kepolisian. Pembatalan dilakukan juga dengan alasan keselamatan penonton.
Menurut Kapolrestabes Palembang Komisaris Besar Polisi Mokhamad Ngajib, surat permohonan izin dari panitia menyebutkan konser bertajuk Beautiful Smile Indonesia Tour itu akan berlangsung dengan estimasi penonton 10.000 orang.
Sementara lokasi konser berada di lingkungan mal yang memiliki tempat parkir terbatas, serta rawan banjir saat hujan.
"Maka, bila terjadi suatu kondisi yang sulit terkontrol atau katakanlah ricuh, akan sangat sulit dilakukan evakuasinya, belum lagi potensi kemacetan oleh antrean kendaraan penonton," kata Ngajib Sabtu (5/11) seperti dikutip Antara.
Dengan pertimbangan tersebut, panitia kemudian ingin memindahkan lokasi ke Stadion Kamboja, Ilir Timur 1. Akan tetapi rencana ini ditentang Pemerintah Kota Palembang.
Menurut pertimbangan Pemkot Palembang, berbagai fasilitas di stadion itu sudah dalam kondisi kurang layak, rawan, hingga rusak karena termakan usia.