Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali mengatakan pertemuan antara mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming bukanlah pertemuan dadakan. Menurut Ahmad, pertemuan yang berlangsung di hotel Novotel Solo itu sudah direncanakan sebelumnya.
"Bukan kemauan satu orang, itu kemauan bersama. Jadi, kata Gibran mereka berteman, mereka bersahabat, itu tidak sekadar lewat, tapi niatkan untuk mendatangi Anies," kata Ali, Rabu (16/11).
Ia mengatakan, kunjungan Anies ke Solo bertujuan untuk menghadiri peringatan Haul ke-111 Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi.Namun Anies terlebih dahulu menyempatkan waktu untuk bertemu dengan Gibran. Mereka berdua berbincang sambil sarapan di restoran hotel.
Menurut Ali, Anies dan Gibran sudah beberapa kali melakukan percakapan. Pada kesempatan kemarin, mereka sudah membuat janji untuk bertemu.
"Ternyata mas Anies dan Gibran beberapa kali bercakap-cakap, sudah buat janji untuk bertemu di hotel," kata Ali.
Lebih jauh, Ali mengatakan poin dari pertemuan tersebut adalah kesantunan dalam membangun silaturahmi. Cara komunikasi antara Gibran dan Anies menurut Ali merupakan hal perlu dipuji dalam berpolitik.
"Poinnya apa yang diperlihatkan mereka berdua kemarin adalah kesantunan dalam membangun silaturahmi, itu kedewasaan dalam berpolitik, itu kejujuran dalam bersahabat," ujar Ali lagi.
Ia mengatakan silaturahmi tersebut penting di saat situasi politik yang belakangan sedang memanas. Silaturahmi menurut dia akan menjadi cara untuk tetap menjaga stabilitas politik nasional.
Pertemuan Anies dan Gibran menurut Ali sekaligus mematahkan paradigma bahwa politik itu menyebabkan pecah belah dan munculnya kubu-kubu.
“Akhir-akhir ini kontestasi politik Jakarta semakin memanas. Masing-masing berdiri pada kutubnya sendiri-sendiri, mengabaikan silaturahmi yang jadi budaya Indonesia, itu dipatahkan oleh Anies-Gibran di solo. Itu tauladan buat yang tua-tua jadi malu. Mas gibran’s the best," katanya.
Lebih jauh, ia mengatakan dalam pertemuan tersebut tidak ada maksud tertentu. Keduanya berbincang tidak mewakili partai masing-masing. Saat ini Anies telah dideklarasikan sebagai calon presiden dari Partai Nasdem. Sedangkan Gibran merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Sementara itu, Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro memandang pertemuan tersebut mengandung pesan politik.
"Pertemuan antara Wali Kota Solo Gibran Rakabuming dan Anies Baswedan menarik untuk dicermati. Meskipun pertemuan kedua tokoh itu dalam bungkus sarapan pagi bersama, tapi bukan berarti tidak memiliki makna politik," kata Bawono dalam keterangan tertulis, Selasa (15/11).
Ia menilai, sebagai anak dari Presiden Joko widodo, Gibran pasti telah berkomunikasi dengan Jokowi sebelumnya perihal pertemuan tersebut. Karena itu, ia menilai Gibran tidak mungkin datang tanpa mempertimbangkan suasana politik yang sedang terjadi.
"Sangat mungkin dalam pertemuan ini Gibran membawa pesan atau pun juga bukan tidak mungkin berupa dukungan politik dari Presiden Joko Widodo terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut sebagai bakal calon presiden di dalam pemilihan presiden 2024," kata Bawono.