Pemerintah Tidak Batasi PPKM Saat Nataru Meski Kasus Covid-19 Naik
Kasus Covid-19 tengah meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Meski demikian, pemerintah tidak akan meningkatkan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM maupun membatasi pergerakan pada Natal dan Tahun Baru 2023.
Hal tersebut karena penularan terjadi bukan karena aktivitas masyarakat yang tinggi. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan kenaikan kasus Covid-19 saat ini disebabkan oleh sub varian Omicron yang baru, yakni XBB.1.
"Buktinya, masa Lebaran Idul Fitri 2022 kemarin tidak naik kasus Covid-19, sedangkan pergerakan masyarakat lebih dahsyat dari Nataru," kata Budi di Kantor Kemenkes, Jumat (18/11).
Budi mencatat saat ini jumlah konfirmasi kasus Covid-19 telah naik dari 2 kasus per 100.00 penduduk per minggu menjadi sekitar 12-13 kasus per 100.000 penduduk per minggu. Walau demikian, pemerintah tidak akan menaikkan status PPKM dari posisi saat ini level 1.
Budi menjelaskan penyesuaian level PPKM di dalam negeri mengikuti panduan yang diberikan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Panduan yang dimaksud adalah meningkatkan tingkat pembatasan pergerakan setiap kenaikan kasus sebesar 20 kasus per 100.000 penduduk per minggu.
"Mereka kasus Covid-19 meningkat, tapi masih di bawah 20 kasus per 100.000 penduduk per minggu. Jadi, masih masuk level 1," kata Budi.
Namun demikian, Kemenkes telah menyiapkan beberapa mitigasi dalam menghadapi Nataru 2023. Mereka mengaktifkan kembali Rumah Sakit Darurat Covid-19 atau RSDC, penambahan tempat tidur di rumah sakit, dan mengatur giliran kerja para tenaga kesehatan di rumah sakit.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes SIti Nadia Tarmizi mengatakan pemerintah sudah memastikan ketersediaan obat di fasilitas kesehatan di penjuru negeri. Selain itu, Kemenkes telah menginstruksikan tes dan penelusuran kasus di Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas.
"Kemungkinan kasus Covid-19 naik, tapi kami terus menjalankan edukasi kepada masyarakat kelompok lansia dan yang memiliki penyakit bawaan ata komorbid," kata Nadia.
Nadia menilai edukasi kepada kelompok lansia dan komorbid menjadi penting. Pasalnya, jumlah vaksinasi penuh maupun booster pada kedua kelompok tersebut masih rendah.