Rombongan TK Korban Gempa Cianjur Teridentifikasi dari Foto Terakhir

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.
Seorang pengungsi menelpon kerabatnya di Kampung Gintung, Desa Mangunkerta, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (24/11/2022).
Penulis: Redaksi
26/11/2022, 05.55 WIB

Tim Disaster Victim Identification (DVI) mengidentifikasi jenazah rombongan mobil TK Al-Azhar Cianjur yang menjadi korban gempa Cianjur, Jawa Baratr. Anggota tim DVI Mabes Polri AKBP dr Wahyu Hidayati di RSUD Sayang Cianjur mengatakan pada saat ini yang paling menolong untuk proses identifikasi adalah foto terakhir sebelum kejadian bencana.

Pada identifikasi rombongan mobil dari TK Al-Azhar, anggota keluarga salah satu korban membawa foto terakhir sebelum meninggal. “Suaminya menunjukkan foto properti, ada cincin yang biasa dipakai dan itu cocok dengan yang ada di ruang pemeriksaan jenazah. Kalung, tanda lahir, cocok ada fotonya. Kami temukan juga di ruang pemeriksaan,” kata Wahyu, Jumat (25/11).

Dia mengatakan, dari 13 jenazah yang dibawa ke RSUD Sayang, lima teridentifikasi sebagai rombongan TK Al-Azhar. Mereka terdiri dari satu laki-laki dan empat perempuan.

Kabid Dokkes Polda Jabar Kombes dr Adang Azhar dalam kesempatan yang sama mengatakan, bagi yang masih kehilangan anggota keluarga dapat melapor ke posko pengaduan orang hilang, atau pos antemortem di bagian forensik RSUD Sayang Cianjur.

Data korban yang bisa dibawa berupa kartu keluarga KTP, rekam medis atau rekam medis gigi, atau foto terakhir. “Lebih baik ada foto terakhir yang lagi kelihatan giginya, lagi senyum, itu bisa lebih baik. Mungkin apa aja yang bisa menyangkut dengan apa data-data korban, silakan, itu bisa dibawa,” ujar dia.

Adang mengatakan jalan terakhir yang bisa ditempuh yakni pemeriksaan DNA, dengan membawa relatif terdekat untuk diambil sampelnya dan dicocokkan.

Hingga kemarin, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bahwa korban meninggal akibat gempa yang di Kabupaten Cianjur naik menjadi 310 orang. Jumlah ini setelah ditemukan 17 jenazah pada hari kelima proses pencarian, Jumat (25/11).

Hari sebelumnya, BNPB menyatakan ada 272 korban yang meninggal. Kemarin lalu ditemukan sembilan jenazah di area pencarian Warung Sate Sinta dan delapan jenazah di area Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang.

Kepala BNPB Suharyanto meminta semua warga di sekitar Cianjur yang sedang mencari anggota keluarga yang hilang untuk segera menghubungi BNPB. “Yang masih belum ditemukan 24 orang” kata Suharyanto dalam konferensi pers virtual, Jumat (25/11).

Delapan dari 17 jenazah yang ditemukan kemarin, dia menambahkan, merupakan warga Cugenang. Namun demikian, Suharyanto tidak menjelaskan lebih lanjut terkait 21 orang lainnya.

Sampai kemarin pagi, gempa Cianjur telah membuat 22.305 unit rumah rusak berat, 12.101 unit rusak sedang, dan 22.950 unit rusak ringan.

Pada Senin kemarin, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG melaporkan gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur. Lindu berpusat di kedalaman 10 kilometer dan terjadi pada pukul 13.21 WIB.

Gempa ini dirasakan pula oleh masyarakat di kota/kabupaten Jawa Barat lainnya, hingga DKI Jakarta, dan Banten. “Tidak berpotensi tsunami,” ujar Juru Bicara BMKG, Harry Tirto Djatmiko ketika itu.

Reporter: Antara