Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerima laporan terdapat satu warga mengalami luka ringan, sebagai dampak dari gempa bumi magnitudo 6,4 yang mengguncang Garut, Jawa Barat pada Sabtu sore (3/12) pukul 16.49 WIB.
Warga yang mengalami luka-luka berasal dari Desa Putrajawa, Selaawi, dan sudah dibawa ke Puskesmas terdekat.
Melalui keterangan tertulis, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto yang berada di Posko Darurat Bencana Cianjur, turut merasakan getaran gempa. Selain di Garut, pihaknya menerima laporan getaran juga dirasakan cukup kuat selama 4-5 detik di beberapa wilayah Jawa barat lainnya seperti Tasikmalaya dan Kabupaten Bandung.
Dari data kerusakan yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB, terdapat empat dan satu unit sekolah mengalami kerusakan.
"Untuk sementara yang diterima adalah empat unit rumah rusak di Kabupaten Garut, dan 1 unit sekolah, SDN Jatiwanti 1 juga rusak," kata Suharyanto seperti dikutip Antara, Sabtu (3/12).
Pihaknya memastikan akan mengirimkan tim untuk membantu pendampingan di daerah dan melakukan kajian cepat untuk mendata kebutuhan lain yang diperlukan.
Waspadai Hoax
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, mengimbau masyarakat agar arif dan bijak dalam menyaring informasi terkait gempa Garut. Terutama dengan menyebarnya cuplikan video mengenai kerusakan bangunan pada gempa bumi di Cianjur, yang dibubuhi keterangan terjadi di Garut.
"Hati-hati dengan berita Hoax yang menggunakan foto atau video gempa Cianjur kemudian dilabeli 'Gempa Garut'," tulis Gubernur dalam akun Instagram miliknya, Sabtu (3/12).
Berdasarkan laporan pandangan mata aparat kepolisian di Pantai Sayang Heulang Garut Selatan, kondisi dilaporkan masih aman terkendali, dan tidak ada laporan kerusakan di kawasan itu.
Analisis BMKG Terhadap Gempa Garut
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun memberikan analisa terkait gempa berkekuatan besar, yang berada pada lokasi berdekatan.
Menyitir Antara, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan lindu yang memiliki episenter di daerah Mekarmukti pada kedalaman 109 kilometer ini, merupakan jenis gempa bumi menengah. Lindu ini terjadi akibat aktivitas dalam lempeng Indo-Australia (intraslab).
Sementara hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Hingga pukul 17.20 WIB, hasil pantauan BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock. "Gempa garut ini karakternya miskin gempa susulan (lack of aftershocks)," kata Daryono melalui akun Twitter, Sabtu (3/12).
Ia pun memastikan bahwa gempa di Garut tidak memiliki kaitan dengan gempa Cianjur. "Beda sumber, Gempa Garut akibat patahan dalam slab lempeng Australia yag menunjam ke bawah Jabar di kedalaman 109 km," jelasnya.