Inflasi merupakan salah satu permasalahan ekonomi yang menjadi perhatian setiap pemerintah. Pasalnya, inflasi dapat merembet ke sektor ekonomi lainnya.
International Monetary Fund (IMF), yaitu organisasi PBB yang bergerak di bidang ekonomi juga mengajukan pendapatnya. Inflasi diartikan sebagai tingkat kenaikan harga selama periode waktu tertentu. Inflasi biasanya terjadi dalam cakupan yang luas, misalnya kenaikan harga secara keseluruhan yang dapat menyebabkan kenaikan biaya hidup di suatu negara.
Bank Indonesia mendefinisikan, inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus menerus.
Terkait dengan hal itu, kali ini Katadata.co.id ingin menjelaskan lebih lanjut tentang beberapa hal yang menjadi pemicunya. Penyebab inflasi adalah semua hal yang berkaitan dengan permintaan dan penawaran barang dan jasa.
Penyebab Inflasi
Penyebab inflasi adalah hal-hal yang memicu terjadinya inflasi. Poin-poin yang akan dijelaskan berikut ini sifatnya cenderung kompleks dan meliputi berbagai lingkup perekonomian. Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.
1. Inflasi akibat tarikan permintaan (demand pull inflation)
Inflasi ini disebabkan oleh adanya tarikan atau lonjakan permintaan terhadap barang yang ditawarkan. Singkatnya, jumlah permintaan relatif lebih banyak dibanding penawaran yang dilakukan oleh produsen. Hal ini juga menunjukkan daya beli masyarakat yang tinggi. Sementara itu, kapasitas produksi tidak dapat memenuhi.
Mengutip dari Suparmono di dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ekonomika Makro (2004), biasanya hal ini dikarenakan kapasitas produksi yang biasa dilakukan dirasa sudah optimal dan tidak perlu ditingkatkan. Tak hanya itu, hal tersebut juga dapat dipicu oleh keterbatasan sumber daya maupun teknologi yang digunakan ketika proses produksi.
Tak sampai di situ, Rizalinda melalui bukunya Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi (2014) menjelaskan, penyebab inflasi ini juga dapat terpicu ketika terjadi pertumbuhan ekonomi yang selaras dengan sejahteranya tenaga kerja penuh. Hal tersebut berpengaruh terhadap peningkatan permintaan barang atau jasa. Sedangkan barang yang ditawarkan tetap dalam kapasitas seperti biasa.
2. Inflasi akibat dorongan produksi (cost push inflation)
Penyebab inflasi ini berasal dari segi penawaran. Biasanya terjadi desakan biaya produksi yang dapat menyebabkan terbatasnya supply barang dan jasa. Tentu hal tersebut menyebabkan naiknya harga barang secara keseluruhan. Hal ini juga akan mempengaruhi daya beli masyarakat.
Sukirno, dalam buku Makro Ekonomi Modern (2007) menerangkan kenaikan harga dapat terjadi karena turunnya jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Berlakunya kenaikan harga yang menyeluruh dapat bersumber dari internal maupun eksternal perusahaan (produsen). Dari sisi internal, terdapat faktor yang muncul dari badan perusahaan itu sendiri. Misalnya seperti naiknya upah buruh, suku bunga, ingin mendapatkan laba yang tinggi, harga bahan mentah meningkat. Tentu saja hal tersebut sangat memicu terjadinya inflasi.
Sedangkan faktor eksternal yang dapat menyebabkan inflasi dari aspek penawaran. Poin ini menekankan pada kenaikan harga barang di luar negeri yang dapat meliputi ketidakseimbangan neraca pembayaran yang dapat memicu kenaikkan harga barang impor.
Lebih jauh, Fahmi melalui Pengantar Politik Ekonomi (2010) dan Huda di dalam bukunya yang berjudul Ekonomi Islam Pendekatan Teoritis (2009) menjelaskan penyebab yang lebih spesifik dari inflasi dorongan produksi. Berikut ini adalah penjelasannya:
a. Serikat buruh mendorong kenaikan upah yang melebihi kapasitas perkembangan produktivitas
b. Pengusaha menaikkan harga pada tiap unit produk dengan tujuan mendapatkan laba yang lebih tinggi
c. Harga bahan mentah meningkat dan mengakibatkan biaya produksi yang lebih. Dengan begitu, perusahaan harus membayar lebih mahal untuk bahan baku yang membuat harga jual semakin tinggi.
3. Perang
Suparmono (2004) kembali menjelaskan bahwa inflasi juga dapat disebabkan oleh perang. Ketika dalam kondisi perang, pemerintah akan membutuhkan biaya yang relatif besar untuk keperluan tempur. Sedangkan pendapatan negara belum pasti memadai. Apabila diatasi dengan mencetak uang berlebih, hal ini tentu akan menyebabkan inflasi.
Asal Inflasi
Berikut ini adalah beberapa inflasi yang berhasil dikutip dari buku Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi (2014) karya Rozalinda:
1. Domestic Inflation
Inflasi ini berasal dari dalam negeri. Timbulnya inflasi ini akibat terjadi defisit belanja negara, gagal panen, atau permintaan yang meningkat terhadap barang dan jasa tertentu.
2. Foreign Inflation (Foreign Inflation)
Jenis inflasi ini berasal dari luar negeri. Biasanya, diakibatkan naiknya harga barang yang diimpor atau adanya lonjakan permintaan ekspor secara terus menerus dan berasal dari luar negeri.
Dampak Inflasi
1. Dampak Inflasi terhadap Pendapatan
Inflasi dapat menunjang perkembangan ekonomi dengan adanya permintaan. Dampak inflasi ini dapat bersifat negatif dan positif. Tak hanya mendorong perekonomian, inflasi juga dapat menyebabkan kemerosotan nilai riil akibat pendapatan yang tetap. Hal ini akan terjadi kepada buruh atau pekerja yang memiliki gaji tetap. Hal tersebut dapat menjadi sebuah kerugian karena penghasilan akan tetap ditukarkan dengan barang dan jasa yang harganya semakin naik. Berbeda halnya apabila orang-orang memiliki persentase pendapatan dan kekayaan melebihi kenaikan inflasi, hal ini justru dapat menambah nilai riil dari harta yang dimiliki.
2. Dampak Inflasi terhadap Ekspor
Diketahui juga bahwa inflasi dapat menyebabkan daya saing barang yang diekspor berkurang. Hal tersebut dikarenakan harga barang ekspor yang semakin tinggi. Maka dari itu, negara juga dapat mengalami kerugian akibat berkurangnya jumlah penjualan yang berimbas ke mengecilnya devisa yang diterima.
3. Distorsi Harga
Rozalinda (2014) kembali menjelaskan, inflasi tinggi membuat harga barang melonjak secara menyeluruh. Namun hal itu tidak selalu dipahami oleh masyarakat. Sedangkan inflasi rendah justru lebih mudah disadari sehingga pembeli dan penjual lebih inisiatif, misalnya mencari barang substitusi.
4. Distorsi Penggunaan Uang
Inflasi ternyata juga menyebabkan menurunnya nilai uang. Orang cenderung memaksimalkan penggunaan uang atas jumlah uang yang ada.
5. Distorsi Pajak
Tingginya inflasi menyebabkan beban pajak semakin tinggi pula.