Presiden Joko Widodo resmi melantik Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia. Pelantikan berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/12).
Acara pelantikan diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan dan pembacaan sumpah. Setelah itu, prosesi ditutup dengan penandatanganan berita acara, penyerahan tongkat komando, serta ucapan selamat dari Presiden dan para pejabat lainnya.
"Bahwa saya, akan menjunjung tinggi sumpah prajurit," kata Yudo mengikuti sumpah yang dibacakan Jokowi.
Hadir dalam acara tersebut, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Panglima TNI periode 2021-2022 Jenderal Andika Perkasa, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, hingga Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.
Yudo sebelumnya telah menjalani uji kepatutan dan kelayakan di Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat dan ditetapkan dalam sidang paripurna. Ia menjadi calon tunggal yang diajukan oleh Presiden.
Yudo akan memprioritaskan empat program usai dilantik. Pertama, akselerasi SDM menjadi lebih profesional. Kedua, percepatan operasional, serta melaksanakan tugas Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan).
Ketiga, memprioritaskan daerah-daerah dengan tingkat kerawanan tinggi seperti Natuna, Papua, hingga Aceh. Keempat, menjaga netralitas TNI terutama di masa menjelang Pemilu 2024.
"Kalau itu sudah tidak perlu ditanyakan. Sejak dulu TNI pasti netral," katanya di kompleks parlemen, Selasa (13/12).
Sebelumnya, Yudo Margono pernah juga masuk bursa calon panglima. Ia pernah menjadi kandidat Panglima TNI pada akhir 2021 lalu untuk mengisi posisi Hadi Tjahjanto. Namun saat itu, Andika Perkasa yang terpilih menjadi Panglima. Jokowi belum pernah menunjuk KSAL sebagai Panglima TNI.
Jabatan Panglima saat era mantan Wali Kota Solo itu diisi oleh petinggi Angkatan Darat serta Angkatan Udara yakni Moeldoko, Gatot Nurmantyo, Hadi Tjahjanto, dan Andika Perkasa. Yudo Margono menjabat sebagai KSAL sejak 20 Mei 2020 menggantikan Laksamana TNI Siwi Sukma Adji.