Fenomena alam merupakan peristiwa non-artifisial yang terjadi di alam. Peristiwa tersebut murni terjadi karena alam, bukan buatan manusia. Namun, fenomena tersebut memungkinkan berdampak pada kehidupan manusia.
Fenomena alam juga dapat diartikan sebagai bentuk alam dalam menyesuaikan kondisinya agar seimbang, sehingga ada banyak fenomena alam. Beberapa di antaranya sangat mudah untuk ditemui, seperti hujan yang terjadi karena air laut yang menguap, kemudian ada presipitasi dari awan, sehingga terciptalah hujan. Volume air yang berlebih akibat hujan juga dapat menyebabkan banjir, hingga mengakibatkan longsor. Hal-hal tersebut merupakan fenomena alam.
Di sisi lain, ada juga fenomena alam yang tidak biasa dan hanya tampak dalam kurun waktu tertentu atau di daerah tertentu saja. Contohnya adalah aurora. Mengutip dari National Geographic, aurora adalah fenomena alam, di mana terdapat cahaya merah, biru, kuning, hijau, hingga oranye yang bersinar di langit.
Dari penjelasan di atas, fenomena alam dapat digolongkan ke dalam dua kategori, yakni berbahaya dan tidak berbahaya. Hal tersebut juga dapat menjadi refleksi manusia dalam menjaga bumi.
Tahun ini, salah satu fenomena alam akan terjadi pada 22 Desember, yakni fenomena Solstis. Dikutip dari Fi.edu, fenomena solstis terjadi saat titik matahari mencapai titik tertinggi atau terendah di langit pada tahun tertentu. Pada sejarahnya, astronom terdahulu juga mengenalnya ibarat matahari tampak diam.
Oxford Dictionary juga menjelaskan bahwa fenomena solstis adalah ketika matahari mencapai deklinasi maksimum atau minimum. Hal tersebut dapat menimbulkan terjadinya hari terpanjang. Biasanya terjadi antara 21 Juni dan 22 Desember.
Secara harfiah, istilah Solstis diambil dari bahasa Latin, yaitu solstitium. Terdiri dari dua kata, yakni Sol yang artinya matahari, dan stitium yang berarti tempat berhenti atau singgah.
Fenomena solstis juga bisa diartikan sebagai titik balik matahari, di mana matahari akan berada di titik terjauhnya, baik dari utara atau selatan khatulistiwa. Solstis dapat terjadi pada dua musim, yakni musim panas dan dingin.
Ketika solstis terjadi, belahan bumi selatan akan merasakan hal yang bertolak belakang. Akan terjadi musim yang berkebalikan, dan hari akan terasa lebih pendek.
Situs Earthsky juga menambahkan bahwa solstis yang terjadi pada Desember bahwa matahari akan berada di titik paling selatan. Matahari akan berada di atas kepala pada siang hari.
Apa Penyebab Fenomena Solstis?
Lembaga Penegrangan dan Antarika Nasional (LAPAN) Republik Indonesia turut banyak membahas tentang fenomena ini. disebutkan bahwa fenomena solstis disebabkan oleh sumbu rotasi bumi yang miring 23,440 terhadap bidang tegak lurus ekliptika. Diketahui bahwa ekliptika merupakan jalur atau bidang edar terhadap benda yang mengelilingi bumi. Salah satu benda tersebut adalah matahari.
Sebelumnya pada solstis yang terjadi di bulan Juni, bumi berotasi dan mengorbit matahari dalam waktu yang bersamaan. Saat itu, kutub utara dan belahan bumi utara akan berada di titik paling utara. Sementara itu, bagian selatan akan menjauhi matahari.
National Geographic juga kembali menerangkan bahwa fenomena solstis terjadi akibat tingkat kemiringan yang mendorong bumi, karena belahan bumi utara dan selatan mendapatkan jumlah sinar matahari yang tidak sama selama setahun.
Bagaimana Dampak Fenomena Solstis?
Sementara itu, fenomena solstis juga akan memberikan beberapa dampak, khususnya bagi mereka yang tinggal di bumi. Berikut beberapa dampak dari fenomena solstis.
1. Siang hari akan lebih panjang daripada malam. Namun pada belahan bumi selatan, siang akan lebih pendek dibanding malam.
2. Akan ada fenomena midnight sun, yaitu matahari yang tampak pada tengah malam. Fenomena ini terjadi di wilayah kutub selatan karena sedang dekat dengan matahari. Lamanya siang dapat terjadi selama 24 jam.
3. Pada belahan bumi selatan, intensitas radiasi matahari akan terpancar dengan maksimal. Sebaliknya terjadi di belahan bumi utara.
4. Setelah fenomena midnight sun, bumi bagian utara justru akan melihat fenomena polar night. Hal tersebut lantaran kutub utara akan menjauhi matahari. Di wilayah tersebut, matahari tidak bersinar sehingga malam akan berlangsung selama 24 jam.
5. Akan terjadi puncak musim panas di lintang sedang belahan bumi selatan. Sedangkan bumi utara akan mengalami puncak musim dingin.
6. Pada lintang rendah, di kedua belahan bumi akan terjadi puncak musim penghujan.
7. Matahari berkulminasi paling selatan saat tengah hari. Terkecuali untuk wilayah yang berada di garis balik selatan. Matahari justru berkulminasi tepat di zenit.
8. Matahari akan terbit di arah antara timur dan tenggara. Di tenggara, lintang akan kurang dari 560 pada kedua kutub. Lalu, tepat di tenggara untuk lintang 560, dan di antara tenggara dan selatan untuk lintang lebih dari 56o pada kedua kutub.
9. Matahari akan terbenam di arah antara barat dan barat daya untuk lintang kurang dari 560, tepat di barat daya untuk lintang 560, di antara barat daya dan selatan untuk lintang lebih dari 560 pada kedua kutub.
Demikian penjelasan lengkap mengenai fenomena solstis. Perlu dicatat bahwa fenomena ini terjadi pada bulan Juni dan Desember.