Presiden Joko Widodo baru saja melantik Muhammad Ali sebagai Kepala Staf Angkatan Laut atau KSAL TNI. Menurutnya, pertimbangan pemilihan Ali adalah rekam jejaknya yang baik.
Jokowi mencatat Ali telah memiliki beberapa jabatan yang bagus, seperti sebagai Gubernur Akademi TNI Angkatan Laut, Panglima Komando Armada, dan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I. Kepala Negara menyampaikan ketiga jabatan tersebut menjadi peritimbangan utama dalam menetapkan sebagai KSAL TNI.
"Itu menjadi pertimbangan dan selalu saya lihat. Dan, beliau memiliki leadership yang baik," kata Presiden Jokowi di Istana Negara, Rabu (28/12).
Adapun, pesan utama Jokowi kepada Ali adalah menjaga kedaulatan negara di laut, khususnya pada pulau-pulau terdepan dan perbatasan. Perbatasan yang dimaksud Jokowi termasuk kedaulatan di perbatasan Laut Cina Selatan atau Laut Natuna Utara.
Terpisah, Ali mengatakan akan berusaha menjaga kedaulatan dan penegakan hukum negara di seluruh laut. Menurutnya, penjagaan kedaulatan negara tidak terbatas pada penjagaan di Laut natuna Utara.
Ali mengatakan kondisi di Laut Natuna Utara cenderung lebih kondusif saat ini. "Kondisi di Laut Cina Selatan relatif aman, lebih aman dari beberapa tahun sebelumnya," ujar Ali.
Sebagai informasi, Ali merupakan perwira tinggi TNI kelahiran 9 April 1967. Berdasarkan keterangan di laman resmi TNI, Muhammad Ali merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) 1989 angkatan ke-35. Ia telah melewati sejumlah pelatihan dan pendidikan militer seperti Dikpasiswa, Dikcawak Kasel dan Kursus Ausbildung Waffengerat U Boote 206 atau kursus kapal selam U-206 di Jerman pada 1997.
Ia juga tercatat pernah menjalani pendidikan Internasional PWO di Inggris pada 1998, International Submarine Warfare di Inggris pada 1999, dan Diklapa II Koum angkatan ke-14 pada 2000. Selain itu ia merupakan lulusan Sekolah Staf dan Komando AL angkatan ke 40 pada 2003. Di luar pendidikan militer ia telah meraih gelar Master untuk bidang Manajemen
Ia mengawali karir di Perwira Depops KRI Sigalu-857 pada 1990. Ia kemudian bertugas di KRI Nanggala-401 pada 1992, KRI Nanggala-402 pada 1996. Seiring waktu, Laksamana Madya TNI Muhammad Ali mulai menempati sejumlah posisi strategis. Ia menjadi komandan KRI Nanggala, menjadi staf khusus KSAL pada 2015 dan Waasrena KSAL pada 2017.
Pada 2019 hingga 2020 ia dipercaya sebagai Panglima Komando Armada I. Setelah itu pada 2020-2021 ia dipercaya menjadi Asrena KSAL. Pada Agustus 2021, ia yang saat itu masih berpangkat Laksamana Muda ditunjuk menjadi Pangkogabwilhan I.
Muhammad Ali menggantikan Laksamana Madya TNI (Purn) I Nyoman Gede Ariawan. Adapun, wilayah tugas Pangkogabwilhan I meliputi wilayah operasi Pulau Sumatera, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Alur Laut Kelautan Indonesia (ALKI) beserta perairan di sekitarnya.