Kementerian Perhubungan atau Kemenhub memastikan sarana dan prasarana serta fasilitas 128 pelabuhan yang ada di wilayah Maluku dan Maluku Utara dalam kondisi baik setelah bencana alam gempa bumi Magnitudo 7,5 yang terjadi dini hari tadi, Selasa (10/1). Namun demikian, Kemenhub meminta agar pelaku transportasi laut waspada dan mengutamakan keselamatan.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Arif Toha, mengatakan bahwa pagi ini pelayanan transportasi laut sudah berjalan normal. Namun dia meminta agar jajarannya untuk tetap waspada dan siaga terhadap gempa susulan yang dapat terjadi sewaktu-waktu
“Untuk pelayanan transportasi laut berjalan dengan normal, akan tetapi saya meminta kepada seluruh petugas yang bekerja agar tetap selalu waspada dan siaga serta tetap mengutamakan keselamatan dalam pelayaran,” ujar Arif.
Dia juga menginstruksikan jajarannya untuk terus melakukan pengawasan dan pengecekan jika ditemukan adanya kerusakan pasca gempa bumi di pelabuhan. “Saya minta kepada seluruh kepala UPT yang ada di Maluku untuk terus waspada dan siaga kedepannya, selain itu harus siap membantu jika fasilitas pelabuhan dibutuhkan untuk proses evakuasi atau penyaluran bantuan,” kata Arif.
128 Pelabuhan Aman
Arif mengatakan, dirinya menerima laporan para kepala Unit Pelaksana Teknis atau UPT di wilayah Maluku. Berdasarkan laporan tersebut disebutkan jika pelabuhan dan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran atau SBNP dalam kondisi baik.
Sebagai informasi, UPT Ditjen Perhubungan Laut di wilayah Maluku berjumlah 16 unit dan Maluku Utara sebanyak 10 UPT. Adapun sesuai Keputusan Menteri Perhubungan KP. 432 tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional, total pelabuhan yang ada di wilayah Maluku sebanyak 68 pelabuhan dan wilayah Maluku Utara sebanyak 60 pelabuhan.
Sementara itu, dikuti p dari twitter @InfoBMKGMaluku disebutkan bahwa prakiraan cuaca hari ini adalah cerah berawan hingga hujan ringan. Kecepatan angin rata-rata rendah, hanya sedikit wilayah dengan kecepatan angin sedang.
Peringatan Dini Tsunami Berakhir
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara resmi mengakhiri peringatan dini tsunami akibat gempa bumi dengan magnitudo 7,5 di pantai utara Maluku Barat Daya pada Pukul 00.47 WIB, Selasa (10/1).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan, peringatan dini tsunami diakhiri pada Pukul 3.43 WIB. Ini berdasarkan proses pemodelan dan pengamatan pada area yang terkena dampak gempa. "Setelah dua jam dikeluarkannya peringatan dini tsunami, maka BMKG mengakhiri peringatan dini tersebut,” kata Dwikorita dalam konferensi pers virtual, di Jakarta, Selasa (10/1) seperti dikutip dari Antara.
“Namun kami tegaskan bahwa peringatan ini tsunami bukan dicabut, hanya diakhiri. Kami imbau agar masyarakat tetap waspada dan tetap beraktivitas seperti biasa," kata Dwikorita.
Pengakhiran peringatan dini tsunami tersebut didasarkan pada: Standar perhitungan waktu kedatangan tsunami yakni dua jam setelah peristiwa gempa Pemantauan titik muka air laut di empat titik dipastikan tidak terjadi kenaikan secara signifikan
"Berdasarkan observasi dengan metode 'tide gauge' di empat lokasi sekitar gempa yaitu Seira, Adaut, Lirang dan Larat tidak menunjukkan adanya anomali atau perubahan tinggi muka air laut yang signifikan," katanya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan ada 3.531 bencana alam yang melanda Indonesia selama 2022.
Provinsi yang terkena bencana alam paling banyak adalah Jawa Barat, yakni 823 kejadian atau 23,3% dari peristiwa bencana alam nasional.