Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil resmi bergabung bersama Partai Golkar. Dengan mengantongi kartu anggota, langkah politik Ridwan bakal seiring Golkar baik dalam agenda ajang pemilihan presiden dan pemilihan kepala daerah 2024.
Ridwan Kamil berdiplomasi mengenai kaitan keanggotaannya dengan kontestasi Pilpres maupun Pilkada. Sebagai anggota baru partai, ia mengatakan siap menarasikan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai capres Pemilu 2024 mendatang.
"Saya fatsun terhadap keputusan organisasi. Maka ke mana-mana keputusan partai terkait Pak Airlangga sebagai capres pun itu akan saya narasikan ke mana-mana," kata Ridwan, Rabu (18/1).
Pengamat Politik dari Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Philips J Vermonte menilai Ridwan Kamil dan Golkar mendapatkan keuntungan dari kongsi politik tersebut.
Ridwan Kamil yang berlatar belakang eksekutif sekaligus arsitek, memperkuat citra teknokrat Golkar. Kang Emil juga potensial sebagai vote getter untuk Golkar pada Pemilu 2024.
Sebaliknya, langkah tersebut juga tepat bagi karier politik Ridwan Kamil. Ridwan Kamil membutuhkan partai politik bila ingin ingin ikut dalam kontestasi di level nasional seperti Pemilihan Presiden.
"Masuk parpol merupakan konsekuensi logis seorang Ridwan Kamil, sebagai salah seorang kepala daerah yang dalam hasil survei memiliki popularitas dan elektabilitas cukup solid, baik sebagai kandidat calon presiden maupun calon wakil presiden," kata Philips.
Sebelum resmi menjadi anggota, Ridwan Kamil dan Golkar sudah beberapa kali penjajakan politik. Kongsi politik antara keduanya mengalami pasang surut. Berikut perjalanan politik Ridwan Kamil dan Golkar:
Golkar Tarik Dukungan di Ajang Walikota Bandung
Ridwan Kamil mencalonkan diri sebagai Walikota Bandung pada 2013 lewat jalur independen. Ketika itu, Kang Emil, mendapat dukungan dari Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Gerakan Indonesia Raya.
Meski berkongsi dengan partai politik, ketika itu Ridwan Kamil memutuskan tidak bergabung ke partai mana pun kala itu.
Ketika itu Partai Golkar sempat menjajaki dukungan buat Ridwan. Golkar berencana berkoalisi dengan Gerindra dalam ajang Walikota Bandung. Namun, Golkar mundur dari kongsi itu dan mengusung kadernya, MQ Iswara.
Ridwan Kamil maju pemilihan walikota Bandung dengan menggandeng Oded Muhammad Danial sebagai calon wakil walikota. Ridwan dan Oded unggul telak dari tujuh pasangan lainnya dengan meraih suara sebanyak 45,24%.
Kandidat lain sempat mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi karena menduga kecurangan dalam proses pemilihan. Namun gugatan ini ditolak MK.
Ridwan Kamil Maju Gubernur Jawa Barat Tanpa Golkar
Ridwan Kamil pamornya semakin kuat selama menjadi Walikota Bandung. Dia pun berlaga dalam ajang Pemilihan Gubernur Jawa Barat pada 2018.
Ridwan kembali maju sebagai calon independen. Ridwan yang berpasangan dengan Uu Ruzhanul Ulum mendapat dukungan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Hanura, dan Partai NasDem.
NasDem memberikan dukungan dengan mengajukan tiga sayarat. Salah satu syaratnya tidak boleh menjadi anggota parpol mana pun. Ketika itu NasDem beralasan syarat itu bakal memudahkan Ridwan Kamil dalam menjalin komunikasi dengan partai manapun.
Persyaratan ini membuat Gerindra membatalkan dukungannya kepada Ridwan. Gerindra yang memberikan dukungan kepada Ridwan sejak masa pemilihan walikota, memilih kader yang terang mendukung Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden.
Ridwan Kamil juga sempat menjajaki dukungan dari Golkar. Namun, kongsi politik kembali kandas.
Golkar mencabut dukungan terhadap Ridwan Kamil. Alasannya, Ridwan enggan menyetujui Daniel Muttaqien sebagai calon wakil Gubernur yang diajukan Golkar. Akhirnya, Golkar mengajukan Dedy Mulyadi.
Pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul memenangi Pilgub Jawa Barat dengan mengantongi 32,88% suara. Pasangan nomor urut 1 ini unggul dengan selisih 4,14% dari kandidat yang diusung PKS, Sudrajat-Ahmad Syaikhu.