Ada Apa di Balik Surya Paloh Perintahkan Nasdem Dukung Jokowi di DPR?

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kedua kiri) didampingi Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali (kanan), Sekjen Johnny G. Plate (ketiga kanan), dan bakal calon presiden dari Partai NasDem Anies Baswedan (ketiga kiri) memotong tumpeng dalam Perayaan HUT ke-11 Partai NasDem di Jakarta, Jumat (11/11/2022).
Penulis: Ade Rosman
20/1/2023, 05.25 WIB

Dosen politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai Surya Paloh punya rencana tertentu di balik perintah kepada anggota fraksi Nasdem di DPR untuk mendukung kebijakan Joko Widodo - Ma’ruf Amin di Senayan. Ujang menilai strategi itu diperlukan setelah keputusan Partai Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden dikritik kelompok pendukung pemerintah. 

Menurut Ujang, deklarasi dukungan kepada Anies harus diakui memunculkan sentimen negatif dari kubu pendukung Jokowi. Situasi ini membuat Nasdem harus mencari cara memastikan posisi tetap di garis pendukung pemerintah. 

"Pilihannya adalah suka-tidak suka, senang-tidak senang, menggerakkan fraksi kembali untuk mendukung kebijakan Jokowi," kata Ujang, saat dihubungi, Kamis (19/8).

Ujang mengatakan, ada konsekuensi yang bisa saja didapatkan Nasdem dengan pencalonan Anies. Konsekuensi yang paling mungkin adalah terdepak atau dikurangi jatah menteri di kabinet lewat wacana reshuffle yang sedang bergulir. 

"Nasi sudah menjadi bubur, tentu ada konsekuensi mungkin yang bisa saja nanti didapatkan oleh NasDem, itu bisa saja kena reshuffle, kan begitu," kata Ujang.

Menurut Ujang, secara demokrasi sebenarnya setiap partai memiliki hak untuk mendeklarasikan dukungan kepada calon presiden tertentu. Namun, dalam situasi Nasdem keputusan mengumumkan Anies sebagai capres justru membuat partai dilematis lantaran mantan Gubernur DKI Jakarta itu disebut-sebut oleh sejumlah pihak sebagai antitesa Jokowi. 

"Maka, ya, kelompok-kelompok koalisi Jokowi, kelompok-kelompok istana, ya, tidak suka dengan keputusan Nasdem itu," ujar Ujang lagi. 

Ia melanjutkan, kemungkinan lain di balik perintah Surya itu adalah NasDem ingin dinilai sebagai partai yang loyal konsisten mendukung pemerintahan Jokowi hingga akhir masa jabatannya. Dukungan penuh itu bisa jadi sengaja disampaikan untuk pembuktian bahwa pengusungan Anies bukan pilihan yang salah. 

Sebelumnya, Ketua Bidang Media dan Komunikasi DPP Partai Nasdem Charles Meikyansah menjelaskan Surya Paloh mengumpulkan sejumlah petinggi fraksi Nasdem pada Senin (16/1) Saat itu Surya Paloh memerintahkan seluruh anggota Fraksi NasDem DPR RI mendukung kebijakan Jokowi melalui pendekatan legislatif di DPR. 

"Pak Surya tegaskan dukungan penuh terhadap Pemerintahan Jokowi dan Ma'ruf Amin hingga selesai dan memerintahkan seluruh anggota Fraksi Nasdem DPR RI melakukan hal serupa di komisi maupun AKD (alat kelengkapan dewan) lainnya," ujar Charles seperti dikutip dari Antara, Selasa (17/1).

Meski begitu, Charles tidak memerinci dengan spesifik dukungan seperti apa yang akan dilakukan fraksi Nasdem. Adapun DPR saat ini tengah membahas sejumlah beleid  seperti Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang atau Perppu Cipta Kerja, dan Rancangan Undang-undang Omnibus Law Kesehatan.

Selain membahas mengenai dukungan terhadap Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, dalam pertemuan tahunan yang rutin diselenggarakan, Surya berpesan agar Fraksi Nasdem memperjuangkan Pemilu 2024 tetap menggunakan sistem proporsional terbuka. Menurutnya, sistem proporsional terbuka lebih demokratis dan berkeadilan bagi rakyat. 

"Pak Surya tetap memberi dukungan penuh terhadap sistem proporsional terbuka dan menolak sistem proporsional tertutup," ujar Charles.

Charles mengatakan berbagai dinamika politik dan kebangsaan membutuhkan komunikasi yang baik antara DPP dan Fraksi agar dapat seirama dalam mengambil kebijakan.  Adapun pengurus dan anggota fraksi Nasdem di DPR  yang hadir dalam pertemuan kemarin di antaranya Wakil Ketua Umum Nasdem Ahmad Ali, Ketua Fraksi Nasdem Robert Rouw, dan Sekretaris Fraksi Nasdem Saan Mustopa. Beberapa elite partai yang hadir di antaranya Lestari Moerdijat serta Rachmat Gobel.



Reporter: Ade Rosman