Luhut Sayangkan KCI Impor KRL Bekas, Sarankan Beli Produk Dalam Negeri
PT KAI Commuter Indonesia belum mendapatkan restu untuk melakukan impor KRL atau Kereta Rel Listrik bekas dari Jepang. Padahal, impor tersebut dibutuhkan untuk menggantikan 29 KRL yang akan dipensiunkan pada 2023 dan 2024.
Menanggapi permasalahan tersebut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia atau Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menilai rencana pihak KCI untuk mengimpor KRL bekas dari Jepang terlalu mendadak dan menyayangkan jika harus impor namun membeli produk bekas.
"Dulu pernah impor barang (KRL) bekas, masa sekarang impor bekas lagi. Kenapa tidak dibuat perencanaan untuk supaya tidak impor?," ujar Luhut kepada awak media, saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Jumat (3/2).
Oleh sebab itu, Luhut menyarankan agar KCI mengupayakan untuk tidak melakukan impor KRL bekas, dan membeli produk dalam negeri meski harganya akan jauh lebih mahal, namun akan menguntungkan ekonomi Indonesia. "Mungkin memang sedikit lebih mahal, tapi itu uangnya berputar dalam negeri," ujarnya.
Namun demikian, Luhut menuturkan, jika kebutuhan KCI mendesak dan harus segera melakukan impor demi kebaikan bersama, Kementerian terkait akan menyetujui impor tersebut.
Akan tetapi, sebelum dilakukannya impor, Luhut akan panggil Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan atau BPKP untuk melakukan audit baik dari segi barangnya, hingga anggaran yang akan dikeluarkan untuk impor KRL tersebut.
"Kita akan melakukan audit dulu, jadi barangnya itu dibeli tidak melalui tangan ketiga, dan kemudian supaya harganya benar jangan sampai ada penyimpangan-penyimpangan harga," tegasnya.
Oleh sebab itu, dia mengatakan bahwa permasalahan impor KRL ini akan dirapatkan pada Senin (6/2), bersama dengan stakeholder terkait, sehingga diharapkan konflik ini bisa terselesaikan.
29 Rangkaian KRL Dipensiunkan
29 Rangkaian KRL Dipensiunkan VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba, mengatakan sebanyak 10 rangkaian kereta akan dikonservasi atau dipensiunkan tahun ini. Sementara 19 rangkaian kereta lainnya akan dikonservasi pada 2024.
"Tahun 2023 sampai 2024 ada 29 train set yang memang dijadwalkan untuk dikonservasi," ujarnya saat ditemui di Stasiun Juanda, Jakarta, Selasa (28/2). Dia mengatakan, ada dua upaya yang menjadi pilihan perusahaan untuk mengantisipasi hal tersebut yaitu mengimpor KRL bekas dari Jepang atau mengupgrade teknologinya.
Anne mengatakan, KAI Commuter sudah membuka diskusi dengan produsen kereta baik dari INKA, Jepang, dan Spanyol mengenai opsi upgrade teknologi. Namun demikian, ternyata hal itu membutuhkan kajian selama satu hingga dua tahun.
Di sisi lain, kondisi penumpang KRL saat ini sudah mencapai 830 ribu per hari. Angka tersebut mendekati jumlah penumpang sebelum pandemi sebesar 1,2 juta orang. "Tahun ini diperkirakan jumlah penumpang KRl akan mencapai lebih dari satu juta per hari," kata Anne.
Oleh sebab itu, KAI Commuter memilih untuk mengajukan opsi impor KRL bekas dari Jepang. Namun demikian, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan restu dari pemerintah untuk melakukan impor tersebut.
Anne mengatakan, pengurangan operasional KRL tersebut akan berdampak pada kepadatan penumpang terutama pada jam sibuk. KAI Commuter rencananya akan melakukan rekayasa KRL untuk mengantisipasi kepadatan penumpang tersebut.
"Walaupun memang kita prediksi jam-jam sibuk, uraian dari kepadatan di stasiun itu waktunya akan lebih panjang," ujarnya.
Anne mengatakan, KAI Commuter saat ini mengoperasikan 93 KRL untuk melayani 1,2 juta penumpang ada masa sebelum pandemi. Sementara saat ini, KAI Commuter mengoperasikan 96 KRL untuk melayani penumpang dengan 1.100 perjalanan.