Ribuan Rumah Terdampak Pengadaan Buffer Zone Depo Plumpang Pertamina
PT Pertamina memproyeksikan ada 1.225 bangunan yang terdampak rencana pembangunan buffer zone atau area penyangga di depo Plumpang, Jakarta Utara. Pengadaan buffer zone di Terminal BBM (TBBM) Plumpang dinilai mendesak menyusul dua kebakaran besar yang terjadi pada Januari 2009 dan Maret 2023.
Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati, menyampaikan pembangunan buffer zone sudah direncakan sejak jauh hari pada tahun 2009, yakni setelah terjadi musibah kebakaran pertama.
Rencana pembangunan buffer zone saat itu ditarget punya radius 100 meter yang diukur dari luar tembok pembatas. Meski sudah direncanakan lebih dari satu dekade lalu, pembangunan buffer zone masih mandek hingga saat ini.
"Mungkin waktu itu ada berbagai situasi sehingga tidak terjadi pembangunannya. Namun kali ini harus dilakukan segera karena ini hanya bom waktu saja," kata Nicke dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR pada Kamis (16/3).
Pertamina pernah melakukan survei dan inventarisasi jumlah penduduk di sekitar area Depo Plumpang pada tahun 2017. Laporan yang dibuat oleh PT Surveyor Indonesia itu menunjukan ada 34.707 jiwa dengan jumlah 9.234 KK. "Tentu saat ini lebih banyak lagi dari itu," kata Nicke.
Pembangunan area penyangga mendesak dilakukan untuk menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat sekaligus menjamin keberlangsungan operasi terminal BBM Plumpang. "Karena begitu ada kendala, maka suplai BBM untuk 19 kabupaten/kota dan suplai LPG untuk 22 kabupaten/kota akan tertanggu," ujar Nicke.
Menurut Pertamina, luas lahan permukiman warga sekitar Depo Plumpang di Tanah Merah Bawah saat ini mencapai 57,9 hektare (ha). Luasan ini bersaing dengan luas terminal BBM Plumpang yang mencapai 71,9 ha.
Guna menghindari peristiwa berulang, Pertamina menyampaikan sejumlah pertimbangan untuk tidak memindahkan atau merelokasi Depo BBM Plumpang di Jakarta Utara sepenuhnya setelah terjadi insiden kebakaran yang terjadi pada awal bulan ini.
Dalil yang diajukan oleh perseroan berangkat dari fungsi stategis Depo BBM Plumpang yang juga menjadi terminal bagi penyimpanan liquefied petroleum gas (LPG) hingga pelumas.
Lebih lanjut, besaran BBM yang ditampung di Depo Plumpang sanggup menyuplai sekitar 20% kebutuhan BBM harian di Indonesia. Depo Plumpang memiliki total kapasitas tangki penyimpanan BBM sebesar 324.535 kiloliter (KL).
Perseroan bakal mendirikan area penyangga atau buffer zone sebagai antisipasi kecelakaan berulang. Buffer zone itu akan dibangun dengan merelokasi warga yang bermukim di sekitar area tembok pembatas Depo BBM di Plumpang. Rencananya, pembangunan buffer zone akan ditarget selesai paling lambat tiga bulan.