Yayasan Sebut Alasan Pecat Guru SMK Tak Cuma Soal Kritik Ridwan Kamil

Antara
SMK Telkom Sekar Kemuning, Kota Cirebon, Jawa Barat
Penulis: Ira Guslina Sufa
16/3/2023, 14.20 WIB

Manajemen SMK Telkom Sekar Kemuning, Kota Cirebon, Jawa Barat, menjelaskan alasan mengakhiri hubungan kerja dengan Muhammad Sabil Fadhilah. Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SMK Telkom Cahya Haryadi mengatakan alasan pemecatan tidak hanya karena Sabil telah mengkritik Ridwan Kamil. 

"Pengakhiran hubungan kerja bukan karena kasus etik guru kali ini saja, namun ini merupakan sebuah rangkaian," kata Cahya Haryadi di Cirebon, Jawa Barat, Kamis (16/3). 

Cahya mengatakan, sebelum memecat Sabil rapat manajemen sekolah dan yayasan telah melakukan rapat. Salah satu yang dibahas adalah komentar Sabil yang dinilai kurang pantas. Dari hasil musyawarah rapat bersepakat memberhentikan Sabil karena sudah melakukan pelanggaran berulang. 

Menurut Cahya, sebelum kasus kritik terhadap Ridwan Kamil mencuat Sabil sudah dua kali mendapat Surat Peringatan (SP) oleh pihak yayasan. SP dilayangkan sekolah pada September 2021 dan SP kedua pada Oktober 2021.

Ia menjelaskan SP 1 diberikan karena Sabil dinilai melanggar kode etik dengan mengeluarkan kata kasar kepada peserta didik. Kata kasar yang disampaikan Sabil membuat orang tua murid melapor kepada pihak sekolah. 

"Kami keluarkan SP pertama pada September 2021 dimana yang bersangkutan melanggar etik guru," tuturnya.

Sedangkan pada SP kedua dikeluarkan karena Sabil melanggar peraturan sekolah. Dalam aturan sekolah semua yang berada di lingkungan SMK Telkom Sekar Kemuning tidak diperbolehkan merokok. 

Menurut Cahya, Sabil terbukti melanggar aturan merokok. Bahkan Sabil diketahui sengaja mematikan kamera pengintai atau CCTV di ruang guru yang merekam aktivitasnya.

"Pada bulan Oktober 2021 SP kami keluarkan lagi dan masih masalah etika yaitu merokok di ruang guru, ada CCTV yang mengontrol tapi oleh yang bersangkutan dimatikan," kata Cahya.

Lebih jauh ia menyebut masih banyak kasus lainnya yang dialami oleh Sabil dari awal mengajar di SMK Telkom Sekar Kemuning sampai akhirnya yayasan memutuskan pemecatan. Sabil sendiri tidak membantah penjelasan dari manajemen sekolah ihwal pemecatannya. 

"Iya (pernah mendapatkan dua kali SP)," kata Sabil saat dihubungi. 

Pemecatan Sabil menjadi ramai diperbincangkan karena ia diberhentikan setelah melayangkan kritik terhadap cara berpakaian Ridwan Kamil saat melakukan panggilan video dengan siswa SMP 3 Tasikmalaya. Saat melakukan panggilan video Ridwan Kamil menggunakan baju jas berwarna kuning. 

“maneh teh keur jadi gubernur jabar ato kader partai ato pribadi @ridwankamil??? (Dalam zoom ini, kamu lagi jadi gubernur jabar atau kader partai atau pribadi),” ujar Sabil.  

Ridwan Kamil merespon komentar Sabil dengan menjawab, ”Ceuk maneh kumaha? (menurut kamu bagaimana?). 

Ridwan kemudian menyematkan komentar dari Sabil sehingga mendapat komentar balasan dari warganet lainnya. Kebanyakan mempertanyakan penggunaan kata maneh yang digunakan Sabil yang dinilai tidak tepat karena berarti kasar dalam bahasa Sunda bila disampaikan pada orang yang lebih tua atau belum terlalu akrab. 

Dalam penjelasannya seperti dikutip dari Antara, Sabil mengakui penggunaan kata "maneh" memang kurang sopan. Namun ia mengatakan tidak bermaksud berkata kasar pada Ridwan Kamil.  

Menurut Sabil, ia berpendapat bahwa Ridwan Kamil merupakan orang yang hangat dan bersahaja. Selain itu ia menyimpulkan Ridwan Kamil termasuk orang yang santai dalam menanggapi perkataan warganet. 

Menurut Sabil alasan ia mengomentari unggahan Ridwan Kamil karena saat berinteraksi  dengan siswa sang gubernur menggunakan jas kuning. Ia mempertanyakan kenapa menggunakan jas tersebut, mengingat sedang berkomunikasi di lingkungan pendidikan.   

Sabil mengakui mempertanyakan penggunaan baju kuning lantaran mengaitkan aktivitas Ridwan dengan latar belakangnya yang baru bergabung dengan Partai Golkar. Partai Golkar selama ini identik dengan warna kuning yang menjadi warna partai. 

 "Ketika berhadapan dengan dunia pendidikan sepemahaman saya tidak ada politik praktis di lingkungan sekolah. Dan Ridwan Kamil saat itu mengenakan jas kuning," kata Sabil. 

Penjelasan Ridwan Kamil

Pada Rabu (15/3) Ridwan Kamil mengunggah klarifikasi di akun media sosial instagram miliknya. Ia mengunggah potongan artikel dengan judul “Ramah di Dunia Nyata, Kasar di Dunia Maya.”  

Dalam klarifikasinya Ridwan Kamil menulis 4 poin. Ia menyebut bahwa dirinya terbiasa dengan kritik yang disampaikan warganet di ranah sosial media. Selain itu, Ridwan Kamil mengaku menyikapi komentar seperti Sabil dengan santai.

 "Seorang pemimpin harus terbuka terhadap kritik walaupun kadang disampaikan secara kasar. Sudah ribuan kritik masuk, dan selalu saya respon dengan santai dan biasa saja. Kadang ditanggapi dengan memberikan penjelasan ilmiah, kadang dibalas dengan bercanda saja," kata Ridwan. 

Gubernur Ridwan Kamil menduga kebijakan pemberhentian oleh pihak yayasan berkaitan dengan posisi Sabil sebagai guru. Ia menilai seorang guru harus bisa memberikan contoh baik dalam perkataan maupun perbuatan. 

Di sisi lain dia menilai bisa saja pihak sekolah memberikan sanksi lantaran ingin menjaga nama baik institusi. Meski begitu ia berharap sekolah tidak sampai memberhentikan guru Sabil.

Reporter: Antara