Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengembangkan sistem pemantauan gerakan tanah pada Sesar Lembang yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat, untuk mengatasi permasalahan kota yang dibangun dengan ancaman sesar aktif.
Kepala Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Adrin Tohari mengatakan, penelitian Sesar Lembang telah dilakukan sejak tahun lalu. Tujuannya, untuk menyediakan instrumen yang bisa menyediakan informasi mengenai ancaman gerakan tanah.
"BRIN sebagai suatu pemangku kebijakan melakukan kegiatan riset dan inovasi berkontribusi di Sesar Lembang yang ada ancaman yang biasanya ada gerakan tanah atau longsor," kata Adrin, dikutip dari Antara, Rabu (22/3).
Sebagai informasi, Sesar Lembang merupakan sebuah patahan geser aktif yang terletak di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Sesar Lembang mempunyai potensi untuk menyebabkan bencana, tidak hanya akibat penguatan goncangan pada daerah tanah lunak, tetapi juga kegagalan lereng batuan dan tanah di sepanjang zona sesar tersebut.
BRIN mengklaim penelitian Sesar Lembang sudah lumayan bagus dengan adanya data rinci yang dapat memitigasi. Penelitian dilakukan guna membangun sistem pemantauan ancaman longsor lereng batuan di wilayah pemukiman pada zona Sesar Lembang.
Selain itu, BRIN juga membangun peralatan pemantau ancaman longsor batuan akibat goncangan gempa, antara lain alat takar curah hujan yang digunakan untuk mengukur tingkat intensitas air hujan.
Kemudian, tiltmeter yang digunakan untuk mengukur perubahan kemiringan yang terjadi pada bagian lereng tanah maupun pergerakan pada lapisan tanah, dan ekstensometer yang digunakan untuk mengukur secara menerus pergeseran relatif pada daerah gerakan tanah.
Peneliti Pusat Riset Fotonik BRIN Suryadi mengatakan, ekstensometer adalah sensor perpindahan untuk mengukur pergeseran lereng akibat gerakan tanah. Alat itu didampingi juga dengan tiltmeter yang merupakan sensor untuk mengukur perubahan kemiringan lereng akibat gerakan tanah.
Ia menjelaskan, alat tersebut juga dilengkapi dengan gateway yang merupakan perangkat pengumpul data dari sensor nirkabel untuk kemudian dikirim ke server melalui jaringan internet. Perangkat ini juga dilengkapi dengan sensor pencacah hujan serta alat pemberi peringatan berupa sirine dan lampu rotari.
Seperti diketahui, Sesar Lembang merupakan salah satu dari empat sesar aktif besar yang ada di Jawa Barat. Ketiga sesar lainnya, adalah Sesar Cimandiri, Sesar Baribis, dan Sesar Ciremai.
Keempat sesar ini memiliki potensi gempa dengan magnitudo maksimal 6,5-6,8. Sesar Lembang menjadi sesar yang memiliki pergerakan geser paling jauh yaitu 5 milimeter (mm) per tahun.