Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir akan melakukan audit keuangan dalam tubuh organisasi sepak bola nasional. Untuk mengaudit PSSI, Erick menunjuk kantor akuntan publik Ernst & Young dalam penjajakan rencana pelaksanaan audit forensik atas pencatatan keuangan PSSI.
"Bermula dari peristiwa kemarin, ketika ada ketidakkonsistensi dalam pemberian hadiah juara liga, lalu ditengarai ada juga ketidakjelasan dalam manajemen keuangan di PSSI, maka saya langsung tanda tangan MoU dengan pihak Ernst & Young Indonesia untuk mengadakan audit forensik atas pencatatan keuangan PSS," kata Erick dalam keterangan resmi, Jumat (21/4).
Erick menegaskan audit keuangan PSSI merupakan dari bersih-bersih baik di PSSI maupun di Liga. Sebelumnya, persoalan manajemen keuangan di tubuh pengelola sepakbola nasional mencuat setelah muncul masalah ketidakkonsistenan pemberian bonus juara liga yang dilakukan operator PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Dirinya merasa sangat perlu untuk melakukan audit pada PSSI sebab adanya kesimpangsiuran kerja sama antara LIB dengan PSSI, termasuk transfer pembayaran LIB ke PSSI. Hal tersebut dilakukan agar manajemen keuangan, baik di PSSI dan selanjutnya di PT LIB, agar terbuka, transparan, dan akuntabel.
"Sudah pasti kita semua, saya, pengurus, dan pecinta sepakbola mau soal keuangan yang kerusial ini terbuka. Apalagi sepakbola ini milik rakyat. Kami ini hanya ditugaskan untuk membersihkan. Audit ini diperlukan agar terjadi kejelasan dan perbaikan pada pengelolaan keuangan pada seluruh pemangku kepentingan persepakbolaan Indonesia," kata ia.
Adapun sebelumnya Erick Thohir menyatakan siap memberi bonus sebesar Rp 2 miliar kepada klub PSM, juara kompetisi Liga 1 BRI musim ini.
"Ada ketidakkonsistenan yang dilakukan operator LIB soal bonus juara. Tahun 2015 tidak ada bonus, lalu berikutnya selama dua tahun (2016-2017) disediakan bonus, namun sejak 2018 hingga kini tidak ada lagi. Ini menandakan apa? Tidak konsisten,” ujar Erick dalam keterangan tertulis, Rabu (19/4).
Oleh sebab itu, ia menambahkan, untuk menutup kegalauan para pemain PSM, PSSI akan memberikan bonus Rp 2 miliar. Bonus tersebut sebagai bentuk penghargaan atas jerih payah pemain dan pelatih.
“Selanjutnya saya akan cek ke PT LIB mengenai ketidakkonsisten sekalian meminta mereka melakukan audit,” katanya.
Erick menuturkan, masalah manajerial merupakan hal yang akan dibenahi di kepengurusan PSSI saat ini. "Saya dengar katanya uang untuk hadiah atau bonus sudah diserahkan LIB ke PSSI. Namun mana? Saya tidak tahu. Begitu juga di PSSI, bagaimana pertanggungan jawabnya. Ini juga membuka celah bahwa ada tercampur antara uang dari LIB, uang FIFA Forward, dan lainnya,” katanya.