Pada Hari Malaria Sedunia 2023, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan negara-negara di dunia belum berada di jalur yang tepat untuk mencapai target nol malaria. Target pengurangan 90% kasus baru dan kematian akibat malaria pada 2030 pun masih sulit digapai.
Berdasarkan World Malaria Report 2022, malaria menyebabkan 619 ribu orang meninggal dunia secara global pada 2021. Angka itu menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 625 ribu orang.
Namun, jumlah kasus baru malaria justru meningkat, yakni dari 245 juta kasus baru pada 2020 menjadi 247 juta kasus baru pada 2021. Benua Afrika menyumbang lebih dari 90% kasus baru dan kematian akibat malaria tersebut.
Malaria merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh parasit Plasmodium. Parasit ini menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Meski begitu, malaria tidak menular, atau tidak menyebar dari satu orang ke orang lain.
Malaria sebetulnya dapat disembuhkan, tetapi tanpa diagnosis dan penanganan yang tepat, malaria bisa berkembang menjadi penyakit parah dan berakibat pada kematian. Sementara, populasi yang rentan terjangkit penyakit ini termasuk penduduk miskin, wanita hamil, anak-anak, dan pengungsi.
“Anak-anak di rumah tangga paling miskin lima kali lebih besar berpotensi terinfeksi malaria,” tulis WHO di situsnya.
Karena itu, WHO mendorong penguatan sistem kesehatan di setiap negara untuk mencegah dan mengobati kasus malaria. Menurut organisasi itu, masyarakat harus bisa mengakses berbagai layanan kesehatan yang berkualitas saat mereka membutuhkannya, tanpa memikirkan beban keuangan.
Bagaimana kondisi kasus malaria di Indonesia?
Kementerian Kesehatan menargetkan Indonesia bebas malaria pada 2030, sejalan dengan target WHO. Namun, jumlah kasus malaria di tanah air mengalami kenaikan menjadi 399,7 ribu kasus pada 2022, dari sebelumnya 304,6 ribu kasus pada 2021.
Hampir 60% dari total kasus tersebut terdapat di beberapa kabupaten/kota di Papua. Rinciannya, Mimika sebanyak 123 ribu kasus, Jayapura 40,7 ribu kasus, kota Jayapura 35,1 ribu kasus, Keerom 24,7 ribu kasus, dan Yahukimo 15,5 ribu kasus.
Sementara, sebanyak 82 orang meninggal dunia akibat malaria di Indonesia pada 2022. Berdasarkan data WHO, angka itu meningkat dari kisaran lima tahun terakhir yang sekitar 30-40 kematian per tahun. Namun, sudah menurun dari 10 tahun sebelumnya yang mencapai 400 kematian per tahun.
Kementerian Kesehatan terus melakukan deteksi dini kasus malaria di masyarakat untuk mencapai target bebas malaria pada beberapa tahun mendatang. Selain itu, pengendalian lingkungan dengan genangan air, seperti tambak, sawah, dan rawa, juga dilakukan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk.