Menkominfo: Keamanan Jadi Faktor Penghambat Pembangunan BTS di Papua
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyoroti faktor keamanan yang menjadi penghambat dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi di wilayah Papua.
Hal ini ia utarakan menanggapi insiden penyanderaan empat petugas yang tengah membangun base transceiver station (BTS) di Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
"Tanpa jaminan keamanan yang memadai maka akan berdampak pada demoralisasi atas personil dan insinyur infratsruktur digital yang sedang membangun di papua," kata Johnny, Sabtu (13/5).
Menurutnya, masalah keamanan menjadi faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dan menjadi penghambat dalam pembangunan infrastruktur digital di Papua. Di samping sulitnya mobilisasi logistik, serta keamanan aset BTS, keamanan dan keselamatan personil perlu dikawal dan dipastikan keamanannya.
Ia menyoroti insiden yang kerap dialami para petugas yang membangun atau memperbaikin BTS di Papua. Tahun lalu tercatat ada delapan personil kontaktor BTS yang dibunuh, dan kali ini ada penyerangan serta penyanderaan empat personil, yang saat ini belum diketahui keberadaannya.
Menkominfo mengingatkan, bahwa pemerintah daerah, para tokoh masyarakat dan rakyat Papua perlu mengetahui bahwa pembangunan infrastruktur digital di Papua yang dilakukan oleh pemerintah pusat adalah utamanya demi kepentingan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat dan masyarakat di wilayah tersebut.
Seperti diketahui, kelompok kriminal bersenjata menyandera empat pekerja pembangunan BTS BAKTI Kominfo di Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan. Mereka bahkan meminta uang tebusan sebesar Rp 500 juta.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata dari beberapa sumber resmi, kejadian tersebut terjadi saat rombongan baru mendarat di Bandara Okbab ada pukul 08.50 WIT, Jumat (12/5).
Rombongan tersebut terdiri dari enam orang, di antaranya Kepala Dinas Kominfo Pegunungan Bintang, Alferus Sanuari, Staf distrik Okbab Peas Kulka, dan Pemuda Distrik Borme Senus Lepitalem. Selain itu, terdapat juga tiga orang karyawan PT Infrastruktur Bisnis Sejahtera atau IBS yaitu Benjamin Sembiring, Asmar, dan Feryan Erlangga.
Pukul 08.55 WIT datang lima orang diduga Kodap XXXV Bintang Timur membawa dua parang dan langsung membawa enam orang tersebut menjauh sekitar 50 meter dari Landasan Bandara Okbab. Para sandera diminta berdiri sejajar, selanjutnya ditelanjangi dan semua barang dirampas.
Kelompok tersebut kemudian membacok tiga karyawan PT IBS yaitu Benjamin Sembiring, Amar, dan Feri.Pukul 09.15 WIT Para tokoh Distrik Okbab tiba di TKP, kemudian melakukan koordinasi agar sandera dilepas.
Namun demikian, kelompok bersenjata tersebut hanya melepas dua orang dari enam sandera yaitu Kepala Dinas Kominfo Pegunungan Bintang, Alferus Sanuari, dan Benjamin Sembiring yang merupakan Pejabat Tower BTS ZTE. Mereka juga meminta agar menyampaikan kepada Pemda Pegunungan Bintang membayar uang senilai Rp. 500 juta jika ingin sandera lainnya dilepas.
Saat ini keberadaan empat petugas yang disandera tersebut belum diketahui secara pasti. Menyikapi insiden ini, Kominfo tengah melakukan koordinasi dengan pihak keamanan di Papua, baik TNI maupun Polri.
"Keselamatan personil yang belum diketahui keberadaanya saat ini menjadi prioritas utama," kata Menkominfo.