NU dan Muhammadiyah Sorot Pentingnya Kepemimpinan Moral di Pemilu 2024

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si bersama Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf melakukan konferensi pers saat kunjungan Muhammadiyah ke Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (25/5).
Penulis: Andi M. Arief
25/5/2023, 13.08 WIB

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Yahya Cholil Staquf mengingatkan pentingnya kepemimpinan moral pada pemilu 2024 mendatang. Menurut dia persoalan ini harus menjadi isu yang digaungkan setiap calon presiden dan wakil presiden dan calon legislatif yang ikut dalam kontestasi pemilu dan pilpres. 

"Hal tersebut diperlukan untuk menjalankan kompetisi secara lebih bermoral, lebih bersih, tidak membuat polarisasi maupun perpecahan dalam masyarakat,” kata Yahya di Kantor PBNU, Kamis (25/5).

Menurut Yahya pentingnya kepemimpinan moral juga menjadi isu yang dibahas saat menerima Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nasir di Kantor PBNU. Ia menyebut NU dan Muhammadiyah sepakat agar pemilu 2024 nanti dipenuhi dengan gagasan tentang visi dan misi kebangsaan.  

Yahya menyampaikan para kandidat dalam Pemilu 2024 perlu memberikan keteladanan sikap dengan membuat seruan-seruan terkait dengan moral. Meski begitu, Yahya mengatakan pertemuan dengan Haedar tidak membuahkan kesepakatan tertulis. 

Lebih jauh ia menyebut PBNU berencana menggelar diskusi kebangsaan sebagai agenda rutin dengan Muhammadiyah. Pasalnya, Yahya menilai tuntutan kerja sama konkret antara NU dan Muhammadiyah semakin besar. 

Sementara itu, Haedar mencatat ada dua pembahasan utama dalam pertemuannya dengan Yahya, yakin kontestasi politik dan tanggung jawab moral elit politik. Menurutnya, polarisasi politik dari pernyataan kompetitif elit politik masih menjadi ancaman pada Pemilu 2024.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief