Vietnam akan Pangkas Ekspor Beras hingga 44% pada 2030

ANTARA FOTO/Ampelsa/foc.
Ilustrasi. Vietnam merupakan eksportir beras ketiga terbesar setelah India dan Thailand.
Penulis: Agustiyanti
27/5/2023, 17.28 WIB

Vietnam berencana memotong ekspor beras menjadi 4 juta ton per tahun pada 2030. Negara ini adalah pengekspor beras ketiga dunia setelah India dan Thailand, dengan ekspor mencapai 7,1 juta ton pada tahun lalu.

Menurut dokumen pemerintah terkait rencana tersebut, pengurangan ekspor bertujuan untuk meningkatkan ekspor beras berkualitas tinggi, memastikan ketahanan pangan dalam negeri, melindungi lingkungan, dan beradaptasi dengan perubahan iklim. Dokumen yang telah ditinjau tersebut dibuat tertanggal 26 Mei 2023.

Dokumen tersebut menjelaskan, pendapatan ekspor beras akan turun menjadi US$2,62 miliar per tahun pada 2030, turun dari US$3,45 miliar pada 2022.

“Meskipun lahan pertanian padi Vietnam menyusut akibat perubahan iklim dan beberapa petani beralih menanam tanaman lain dan beternak udang, strategi tersebut tampaknya terlalu agresif,” kata seorang pedagang beras yang berbasis di Kota Ho Chi Minh, Sabtu (27/5), seperti dikutip dari Reuters

Pedagang itu mengatakan beberapa petani padi di Delta Mekong mengubah sebagian ladang mereka menjadi perkebunan buah-buahan, menanam mangga, jeruk bali, nangka, dan durian. Namun,  sebagian besar masih bergantung pada beras.

Kecenderungan membudidayakan udang telah terjadi di daerah tersebut selama bertahun-tahun karena kenaikan air laut yang dipicu oleh perubahan iklim membawa peningkatan salinasi yang signifikan di wilayah Delta Mekong.

Dokumen itu juga menjelaskan bahwa Vietnam akan mendiversifikasi pasar ekspor berasnya untuk mengurangi ketergantungannya pada negara mana pun, kata dokumen pemerintah itu. Filipina telah lama menjadi pembeli beras terbesar di Vietnam, menyumbang 45% dari pengirimannya tahun lalu.

Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh mengatakan kepada Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr pada pertemuan regional di Indonesia bulan ini bahwa Vietnam bersedia memasok beras ke Filipina untuk jangka panjang dengan harga yang wajar.

Menurut dokumen tersebut, 60% ekspor beras Vietnam akan dikirim ke pasar Asia, 22% ke Afrika, 7% ke Amerika Serikat, 4% ke Timur Tengah dan 3% ke Eropa pada 2025. 

Pemerintah mengatakan Vietnam akan fokus pada produksi beras berkualitas tinggi, harum dan beras ketan, sambil mengurangi produksi biji-bijian berkualitas rendah hingga 15% dari total produksi pada 2025 dan menjadi 10% pada tahun 2030.

“Saya ragu strategi tersebut akan terwujud , karena produksi beras bergantung pada pasokan dan permintaan, bukan pada keputusan pemerintah,” kata pedagang beras lainnya di provinsi An Giang di Delta Mekong.

Berdasarkan data Bea Cukai Vietnam, ekspor beras dari Vietnam dalam empat bulan pertama tahun ini naik 40,7% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 2,9 juta ton.