Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan penghargaan Kalpataru kepada 10 individu dan kelompok yang dinilai berjasa di sektor lingkungan.
Tahun ini, Kalpataru dibagi menjadi beberapa kategori yakni perintis lingkungan, penyelamat lingkungan, pengabdi lingkungan, dan pembina lingkungan. Selain itu, ada juga kategori khusus di bidang ekowisata. Adapun para penerima penghargaan tersebut yakni Muhammad Ikhwan (Sulawesi Selatan), Misman (Kalimantan Timur), Asep Hidayat Mustopa (Jawa Barat), Dani Arwanto (Jawa Barat), Arsyad (NTT), Petronela Merauje (Papua), dan Nugroho Widiasmadi (Jawa Tengah), Awam (Jawa Barat).
Sementara itu, ada juga juga beberapa lembaga penerima penghargaan seperti Perkumpulan Pengelola Hutan Adat Dayak Abay Sembuak (PPHA-DAS), Yayasan Ulin, dan Lembaga Pengelola Hutan Kampung (LPHK) Damaran Baru.
Dirjen Perhutanan Sosial KLHK Bambang mengatakan Kalpataru merupakan penghargaan tertinggi di sektor lingkungan dan kehutanan yang sudah dimulai sejak 1980. Tahun ini, seleksi administratif sudah dimulai sejak Januari 2023 dengan 348 usulan penerima dari berbagai daerah. Dewan Pertimbangan Kalpataru kemudian memilihnya menjadi 21 nominee.
“Kalpataru digelar untuk memberikan apresiasi kepada masyarakat yang mendedikasikan hidupnya untuk lingkungan hidup,” katanya, Senin (6/5).
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar mengatakan pengelolaan lingkungan hidup harus dilakukan dengan pendekatan konstitusionalitas dan prosedural. Menurutnya, upaya perlindungan lingkungan bisa dijalankan dengan kebijakan yang tepat dan kampanye publik secara luas.
”Semoga semangat maupun jiwa perintis, pengabdian, penyelamatan, dan pembinaan yang dilakukan para penerima Kalpataru dapat terus ditingkatkan,” katanya, Senin (6/5).
Para penerima penghargaan Kalpataru dipilih dari masyarakat setempat yang berkontribusi terhadap lingkungan di sekitarnya. Muhammad Ikhwan dari Maros, Sulawesi Selatan misalnya, berperan penting dalam menyelamatkan kawasan karst Rammang-rammang dari eksploitasi tambang. Sementara itu, Asep Hidayat dari Jawa Barat diganjar penghargaan atas kontribusinya melestarikan tanaman hanjeli sebagai pilihan karbohidrat.
Yayasan Ulin yang masuk kategori penyelamat lingkungan diberikan penghargaan atas upaya pelestarian habitat buaya badas hitam dan buaya supit di Kutai Timur. Sementara itu, Awam yang berasal dari Desa Cibuntu, Kuningan dianggap berjasa menyelamatkan wilayahnya dari penambangan liar galian c dan mengembangkan desa wisata.