Gelombang pemutusan hubungan kerja atau PHK massal pada perusahaan digital besar seperti Grab, GoTo Gojek Tokopedia, dan Sea Ltd sebagai induk dari Shopee, telah mengakibatkan hampir 10 ribu pegawai kehilangan pekerjaan.
Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pegawai yang terkena PHK, setiap perusahaan tersebut memberikan pesangon.
Berita mengenai perbandingan pesangon pegawai di Grab, GoTo Gojek Tokopedia dan Sea Ltd menjadi artikel terpopuler atau Top News Katadata.co.id pada Kamis (22/9).
Selain itu, simak juga artikel menarik lainnya seperti pendapatan asosiasi mitra pengemudi ojek online alias ojol saat perusahaan mengurangi insentif, serta JP Morgan sekuritas yang menurunkan peringkat saham Astra international.
Berikut Top News Katadata.co.id:
1. Perbandingan Pesangon Ribuan Pekerja yang Di-PHK GoTo, Grab, Shopee
Grab melakukan PHK terhadap lebih dari 1.000 pegawai. Ini menjadi yang terbesar sejak pandemi corona. Decacorn yang berbasis di Singapura itu melakukan PHK terhadap 5% pegawai atau sekitar 360 orang pada 2020.
Sebelumnya, GoTo Gojek Tokopedia melakukan PHK terhadap 1.300 pegawai pada November 2022. Lalu memangkas 600 pekerja pada Maret
Berdasarkan laporan RevoU, Shopee melakukan PHK terhadap 6.503 karyawan selama Mei 2022 – Mei 2023. Jumlah pegawai turun 14,8%. Sementara berdasarkan laporan Bloomberg, induk Shopee yakni Sea Ltd dikabarkan melakukan PHK terhadap 7.000 karyawan sejak pertengahan 2022.
Simak perbandingan pesangon yang diberikan.
2. Susul Gojek dan Grab, inDrive Sewakan Motor Listrik untuk Ojek Online
Gojek dan Grab telah menyediakan layanan sewa motor listrik bagi mitra pengemudi ojek online alias ojol. Kini salah satu pesaing mereka, inDrive, mengikuti langkah dua startup jumbo dengan strategi serupa.
inDrive menggandeng IVITECH.Drive untuk menyediakan motor listrik bagi mitra pengemudi di Indonesia. Program yang disebut rent-to-own ini, memungkinkan pengemudi ojol menyewa motor listrik dengan biaya Rp 33.300 per hari.
Baca lebih lengkap mengenai cara inDrive menyewakan motor listrik untuk ojol.
3. Insentif Minim, Asosiasi Ojol Anggap Gojek, Grab, hingga Maxim Untung
GoTo Gojek Tokopedia dan Grab mengurangi biaya bakar uang, termasuk insentif untuk pengemudi taksi dan ojek online alias ojol sejak tahun lalu. Asosiasi pengemudi online menilai, yang diuntungkan dari langkah ini justru aplikator.
GoTo Gojek Tokopedia mengurangi anggaran insentif dan pemasaran 34% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 2,8 triliun pada kuartal IV 2022. Lalu mengurangi lagi biaya ‘bakar uang’ 29% menjadi Rp 2,65 triliun pada kuartal I 2023.
Perusahaan berencana mengurangi ‘bakar uang’ 60% - 65% sepanjang tahun ini untuk menggenjot profit.
Ketua Umum Asosiasi Driver Online atau ADO Taha Syafariel menyampaikan, pada dasarnya, tidak semua pengemudi taksi dan ojek online atau ojol mendapatkan bonus dari aplikator seperti Gojek, Grab, Maxim, dan inDrive.
Simak pendapat asosiasi ojol mengenai pengurangan insentif.
4. Emiten Koleksi Lo Kheng Hong CFIN Bagi Dividen 128% dari Laba 2022
Emiten pembiayaan yang menjadi salah satu portofolio saham Lo Kheng Hong, PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) membagikan dividen tunai tahun buku 2022 sebesar Rp 398,4 miliar atau Rp 100 per saham. Jumlah ini tak tanggung-tanggung bahkan setara 128% dari laba bersih.
Jumlah dividen ini merupakan yang terbesar yang pernah diberikan perusahaan ke para pemegang saham. Padahal tahun lalu perseroan memutuskan untuk tidak membagikan dividen dari laba bersih tahun buku 2021. Sebelumnya, pembagian dividen tercatat sudah tiga kali selama 10 tahun terakhir.
Demikian diputuskan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Kamis (22/6).
Keputusan ini lantas membuat harga saham CFIN yang tadinya bertahan di zona merah tiba-tiba naik kencang dimulai pada pukul 14.45. Bahkan kenaikannya terus berlanjut hingga sempat menyentuh kenaikan tertinggi 15,3% atau 75 poin ke Rp 565 per saham pada pukul 15.27. Adapun RUPS CFIN dimulai pada pukul 14.00 WIB.
5. JP Morgan Turunkan Peringkat Astra International ke Netral
JP Morgan Sekuritas menurunkan peringkat PT Astra International Tbk (ASII) menjadi netral dari sebelumnya overweight. Meski kinerja sahamnya 30% lebih baik dibandingkan dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) secara year to date.
Setidaknya ada tiga alasan yang menyebabkan penurunan peringkat tersebut:
- Kenaikan bisnis otomotif yang sepertinya tidak akan berlanjut.
- Pertumbuhan pendapatan yang lebih rendah 4-5% estimasi di 2023-2024 dari tahun 2022 yang sebesar 43%, karena bisnis terkait komoditas PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) melambat.
- Dividen khusus tidak mungkin terjadi setelah pertumbuhan laba yang tertahan, serta persyaratan modal yang besar terkait dengan rencana akuisisi 20% saham Industries Limited (NIC) di UNTR.