Meningkatkan Literasi Digital Lewat Event Budaya

Katadata
Penulis: Doddy Rosadi - Tim Publikasi Katadata
25/6/2023, 23.39 WIB

Pemerintah terus berupaya meningkatkan literasi digital masyarakat dengan berbagai cara. Sejumlah pihak diajak untuk berkolaborasi agar masyarakat semakin cakap digital termasuk komunitas budaya.

Wakil Ketua Umum Siberkreasi Rizki Ameliah mengungkapkan, event Satu dalam Cita yang menampilkan pentas tari Sudamala merupakan salah satu upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan literasi digital.

“Komunitas budaya juga bisa membantu kami dalam rangka meningkatkan literasi digital masyarakat. Contohnya dalam diskusi sore ini yang menjadi bagian dari event Satu dalam Cita, para pengunjung di sini bisa mendapatkan informasi tentang hoaks serta bagaimana cara memanfaatkan media sosial untuk hal-hal yang positif,” kata Rizki Ameliah dalam diskusi Etika dan Budaya di Dunia Digital, di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/6/2023).

Rizki menambahkan, masyarakat sudah harus paham tentang konsep cakap dan aman digital. Semua yang diunggah di media sosial harus dipahami dulu apa manfaatnya dan tentunya cek dan ricek menjadi hal yang penting.

Pengageng Pawedanan Panti Budoyo Pura Mangkunegaran GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo mengungkapkan, media sosial mempunyai peranan penting dalam memperkenalkan budaya kepada masyarakat.

Ancillasura memberi contoh, Pura Mangkunegaran mengunggah informasi seputar budaya melalui akun instagram.

“Media sosial itu kan sudah jadi kehidupan kita dan semua ada di media sosial dari mulai yang sedih sampai yang gembira. Kita pun memakai media sosial untuk mempromosikan serta memberikan informasi tentang Pura Mangkunegaran,” jelas Ancillasura.

Produser Titimangsa Nicholas Saputra menambahkan, salah satu hal penting yang harus diketahu masyarakat adalah kekuasaan untuk mengunggah informasi di media sosial ada di tangan individu masing-masing.

“Ibaratnya, media sosial itu bak pedang bermata dua. Bisa digunakan untuk kebaikan dan bisa juga untuk hal-hal yang buruk. Semuanya iitu tergantung individu masing-masing. Anda yang punya kekuasaan apakah akan membagikan informasi yang bermanfaat atau tidak,” jelas Nicholas.

Chief Operating Officer Katadata Ade Wahjudi menambahkan, budaya warganet Indonesia di dunia maya memang masih buruk. Salah satu survei yang diluncurkan beberapa tahun lalu menyebut, perilaku warganet Indonesia di dunia maya adalah yang terburuk keempat di dunia setelah India, Meksiko dan Rusia.

“Katadata bersama Kominfo juga membuat indeks literasi digital dan memang hasilnya belum memuaskan. Karena itu, masih perlu banyak upaya dan juga bantuan dari berbagai pihak untuk memberikan pengetahuan tentang etika dan juga budaya di media sosial,” kata Ade.

Media sosial, kata Ade masih menjadi platform yang paling ampuh untuk melakukan kampanye atau juga menyebarkan informasi. Saat ini, WhatsApp dan Instagram menjadi platform media sosial yang paling banyak digunakan.

Ade berharap, edukasi yang rutin dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika serta juga dari pihak lain nonpemerintah bisa meningkatkan literasi digital serta etika dan budaya di dunia digital.