Antisipasi Pandemi di Masa Depan, BRIN Fokus Lakukan Riset Genomik

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/YU
Peneliti melakukan penelitian di Laboratorium Genomik milik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (10/8/2022). Laboratorium Genomik merupakan salah satu fasilitas infrastruktur pendukung riset terintegrasi dari beberapa laboratorium yang ada pada Pusat Riset dalam Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati, yakni Pusat Riset Biomaterial, Pusat Riset Bioteknologi, Pusat Riset Biologi, dan PRBM Eijkman.
30/6/2023, 12.46 WIB

Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman yang kini terintegrasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) fokus melakukan riset genomik. Riset tersebut bertujuan untuk mencegah pandemi pada masa mendatang. 

Kepala PRBM Eijkman Elisabeth Farah Novita Coutrier mengatakan mereka tengah mencari virus-virus lain yang berpotensi merebak dalam jumlah banyak dan menyebabkan pandemi, layaknya Covid-19.

Beberapa di antaranya merupakan virus yang menular dari hewan ke manusia (zoonosis). Misalnya, virus hanta yang berasal dari tikus dan mencit, lalu virus zika yang bisa menular melalui gigitan nyamuk.

“Untuk sampling-nya, kami bekerja sama dengan dinas kesehatan daerah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kementerian Koordinator Bidang Pengembangan Manusia dan Kebudayaan,” kata Farah dalam keterangan pers pada Jumat (30/6), seperti dikutip dari Antara.

PRBM Eijkman dan BRIN juga membentuk Kelompok Riset Bioinformatika. Kelompok ini bertujuan mengolah data whole genome sequencing (WGS) atau urutan genom pada virus. Data tersebut dapat dimanfaatkan para peneliti untuk memprediksi pandemi dan meneliti obat atau vaksin baru.

Selain riset genomik untuk mitigasi pandemi, PRBM Eijkman akan melanjutkan sejumlah penelitian yang telah dilakukan sebelum dilebur dalam BRIN. Misalnya, penelitian soal bakteri molekuler serta struktur dan perubahan molekuler.

Kemudian, pusat riset ini juga melakukan penelitian mengenai penyakit, seperti hepatitis, penyakit tular vektor, penyakit akibat infeksi virus, dan penyakit sitogenetika (penyakit keturunan).

Peleburan Eijkman ke Dalam BRIN

PRBM Eijkman, yang sebelumnya bernama Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, resmi dilebur ke dalam BRIN pada awal Januari 2022.

Menurut Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, peleburan ini membuat Lembaga Eijkman dilembagakan menjadi unit kerja resmi (PRBM Eijkman). Para periset di pusat riset ini pun dapat diangkat menjadi peneliti penuh.

Setelah peleburan tersebut, BRIN mengambil alih dan memindahkan aset LBM Eijkman. Badan ini juga mengembalikan aset tanah dan bangunan di kawasan RSCM, yang dulunya ditempati Eijkman, ke Kementerian Kesehatan.

Namun, Handoko mengatakan ada sejumlah masalah terkait tata kelola aset tersebut. Contohnya, aset dan hibah aset yang tidak tercatat, lalu penyimpanan aset di gudang pihak ketiga. Karena itu, BRIN melakukan perbaikan tata kelola dan menata ulang aset yang tersedia agar memenuhi kaidah tata kelola aset negara yang berlaku.

“Saat ini, sebagian besar aset eks-LBM Eijkman telah dioperasikan di Gedung Genomik Cibinong, bersama beragam alat canggih lainnya, termasuk Cryo-EM terbaru untuk melihat struktur protein, serta Laboratorium Pusat Sekuensing,” kata Handoko dalam keterangan tertulis pada Jumat (30/6), dikutip dari Antara.

Meski begitu, peleburan Eijkman ke dalam BRIN juga mengundang kritik. Salah satunya, berpotensi melemahkan kelembagaan Eijkman sendiri. Pasalnya, integrasi Eijkman dengan BRIN menghapus beberapa SDM pendukung dalam sebuah tim yang telah menciptakan kultur riset yang memadai.

Reporter: Andrea Lidwina