Gunung Ibu di Halmahera Utara, Maluku Utara erupsi sekitar pukul 19:37 WIT, Sabtu (1/7). Erupsi mengeluarkan letusan sekitar 600 meter di atas puncak gunung dan mengarah ke barat.
"Tinggi kolom letusan teramati di atas puncak atau sekitar 1925 meter di atas permukaan laut ke arah barat," tulis akun resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Twitter.
PVMBG melanjutkan, kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal. Sementara itu, erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 28 mm dan berdurasi 59 detik.
Oleh karena itu, PVMBG mengimbau agar masyarakat dan wisatawan tidak berada di dalam radius 2 km dari Gunung Ibu.
"Masyarakat di sekitar Gunung Ibu dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius dua km dan perluasan sektoral berjarak 3,5 km ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif gunung itu," lanjut pernyataan PVMBG.
Kemudian, bila terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan masker dan kacamata.
Bencana Alam Awal 2023
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, terdapat 1.718 peristiwa bencana alam di Indonesia selama periode 1 Januari-8 Juni 2023.
Banjir masih mendominasi jumlah bencana alam di Tanah Air dengan total 652 kejadian. Jumlah ini setara 37,95% dari total kejadian bencana alam nasional pada periode tersebut.
Berikutnya, ada 585 peristiwa cuaca ekstrem yang dilaporkan terjadi pada periode sama. Kemudian ada 315 kejadian tanah longsor, 131 kebakaran hutan dan lahan (karhutla), 18 gelombang pasang/abrasi, 13 gempa bumi, serta erupsi gunung api dan kekeringan masing-masing 2 kejadian.
Berdasarkan wilayahnya, Jawa Barat adalah provinsi yang paling banyak mengalami bencana alam selama periode 1 Januari-8 Juni 2023, yaitu 324 kejadian. Diikuti Jawa Tengah dan Jawa Timur masing-masing 316 kejadian dan 88 kejadian.
Menurut data BNPB, seluruh kejadian bencana itu membuat 2,85 juta orang menderita dan mengungsi, 5.487 orang luka-luka, 154 orang meninggal dunia, dan 8 orang hilang.
Bencana tersebut juga mengakibatkan total 19.602 rumah mengalami kerusakan, rinciannya 2.513 rumah rusak berat, 2.674 rusak sedang, dan 14.415 rusak ringan.
Sebanyak 451 fasilitas umum juga mengalami kerusakan, terdiri dari 212 fasilitas pendidikan, 202 fasilitas peribadatan, serta 37 fasilitas kesehatan.