Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan Kerangka Kerja Perekonomian Indopacific atau IPEF kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Menurutnya, kerangka kerja tersebut ditargetkan rampung pada November 2023.

Airlangga mencatat ada empat pilar dalam kerangka kerja tersebut. Kerangka kerja tersebut adalah fasilitas perdagangan, rantai pasok, ekonomi bersih, dan ekonomi adil.

"Dalam perjanjian ini, Indonesia memasukkan mineral kritis di pilar pertama, yakni fasilitas perdagangan," kata Airlangga di Istana Kepresidenan, Kamis (13/7).

Airlangga berharap produk lokal berbasis nikel bisa masuk ke pasar Amerika Serikat dengan diletakkannya mineral kritis pada pilar pertama. Dengan demikian, produk nikel yang diproduksi Indonesia dapat menjadi bagian dari rantai pasok industri otomotif internasional.

Pertemuan Tingkat Menteri IPEF pada 30 Juni 2023 telah membahas target penyelesaian pilar kedua hingga keempat. Menteri Perdagangan Amerika Serikat Gina Raimondo menargetkan penyelesaian perjanjian terkait Energi Bersih dan Ekonomi Adil pada November 2023.

Pada pertemuan IPEF terakhir, Raimondo menyampaikan beberapa program pada pilar energi bersih. Beberapa di antaranya forum investasi, persiapan proyek yang dibutuhkan tiap negara anggota, dan pendanaan iklim.

Sementara pada pilar ekonomi adil, Raimono menekankan bantuan teknis dan pembangunan kapasitas untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik.

Berdasarkan laman resmi Kemenko Perekonomian, seluruh anggota IPEF mendukung pengembangan kerangka investasi dalam mencapai ekonomi bersih. Selain itu, beberapa negara menekankan pentingnya keuangan dan pembiayaan dalam mempercepat transisi energi.

Untuk diketahui, seluruh negara anggota IPEF merepresentasikan 40% dari perekonomian global dan 28% dari perdagangan internasional. Negara yang terlibat di IPEF adalah Indonesia, Australia, Brunei Darussalam, Fiji, India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Reporter: Andi M. Arief