Presiden Joko Widodo telah menunjuk Djan Faridz sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Djan akan menggantikan Mardiono yang fokus mengurus Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Ini bukan pertama kalinya Djan Faridz masuk dalam pemerintahan. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) saat pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pada 2011 hingga 2014.
Dirangkum dari sejumlah sumber dan informasi, politisi kelahiran Jakarta, 5 Agustus 1950 ini merupakan sarjana arsitektur dari Universitas Tarumanagara. Usai lulus, Djan sempat menjalani usaha tanah hingga properti serta mendirikan PT Priamaya Djan International.
Dari laman resmi Priamanaya Djan, perusahaan tersebut aktif mengembangkan properti di ibu kota. Beberapa proyeknya adalah Blok A dan Blok B Tanah Abang, Season City, Graha Kramat 7, hingga Pakubuwonowave.
Tak hanya itu, usahanya juga melebar hingga energi dengan mengembangkan PLTPB Sibayak (2x5,65 MW), PLTP Keban Agung (2x135 M) hingga membangun PLTA Cirata I dan II.
Priamanaya juga terlibat dalam pengembangan PLTU Tanjung Jati B 2x660 MW dan PLTU Rembang 2x315 MW di Jawa Tengah.
Djan juga meluaskan saya bisnisnya ke bidang pertambangan dan mengelola tambang batu bara di Riau, Sumatera Selatan. Priamanaya juga mengelola tambang nikel di Papua.
Masuk Politik
Djan juga aktif berorganisasi mulai dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) hingga menjadi Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta.
Ia mulai memasuki dunia politik saat terpilih menjadi Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari DKI Jakarta. Djan juga mulai tertarik untuk mengikuti Pemilihan Gubernur DKI Tahun 2012, namun rencana tersebut batal saat ditunjuk Presiden SBY menjadi Menpera.
Namanya menjadi sorotan saat PPP terbelah pada 2014. Djan membentuk kepengurusan PPP tandingan saat berbeda jalan dengan kubu Romahurmuziy.
Dualisme ini baru berakhir saat Djan memutuskan mendukung Suharso Monoarfa pada 2018. Saat itu, PPP mendukung pasangan Jokowi dan Ma'ruf Amin pada Pemilihan Presiden 2019.