Menteri PUPR Tegaskan Pentingnya Akses Air dan Sanitasi Cegah Stunting

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/nym.
Ilustrasi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat meninjau pembangunan kawasan Kantor Kementerian Koordinator di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Negara, Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (21/2//2023).
Penulis: Agung Jatmiko
23/7/2023, 12.47 WIB

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menekankan pentingnya kelayakan akses air minum dan sanitasi untuk mencegah stunting.

"Apabila anak-anak Indonesia tidak mendapatkan air bersih dan sanitasi yang baik,akan berisiko stunting, ini harus dihindari. Oleh karenanya Pemerintah gencar untuk melaksanakan program penyediaan air bersih dan sanitasi," kata Basuki, dikutip dari Antara, Minggu (23/7).

Ia menjelaskan, Kementerian PUPR terus memberikan dukungan terhadap program pencegahan stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak balita melalui penyediaan sarana prasarana air bersih dan sanitasi.

Dukungan ini dilakukan melalui program yang dijalankan Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya, yakni melalui program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas).

Pelaksanaan kegiatan infrastruktur berbasis masyarakat atau IBM bertujuan mendistribusikan anggaran infrastruktur kerakyatan hingga ke desa atau pelosok, serta mendorong perekonomian masyarakat dan memperluas lapangan pekerjaan.

Berdasarkan SK Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional tentang penetapan lokasi fokus intervensi penurunan stunting, penyediaan infrastruktur air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat tahun 2023 direncanakan tersebar di 246 kabupaten/kota di 12 provinsi dengan skema percepatan khusus.

Tahun ini, dukungan penanganan stunting Kementerian PUPR dilaksanakan secara bertahap melalui program Pamsimas di 964 desa dengan anggaran sebesar Rp 385,6 miliar.

Sementara, untuk Sanimas Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S), tersebar di 1.890 desa dengan anggaran sebesar Rp 661,5 miliar. Program ini memiliki target sasaran 66.150 kepala keluarga (KK) dan 28.350 tenaga kerja.

Sebagai informasi, program Pamsimas dan Sanimas berkontribusi pada pencegahan stunting melalui intervensi sensitif atau pengaruh tidak langsung, yaitu dengan penyediaan sarana air minum dan sanitasi.

Selain menyediakan sarana dan prasarana sanitasi layak berupa pembangunan jamban dan tangki septik individual maupun komunal, Sanimas SPALD-S juga diharapkan mampu mendorong perubahan perilaku hidup bersih dan sehat.

Patut diketahui, pencegahan stunting dengan penyediaan fasilitas air bersih dan sanitasi, adalah Program Prioritas Nasional yang dijalankan Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya.

Sejak 2018 hingga 2022, program Pamsimas telah dilaksanakan di 1.781 lokasi dengan anggaran Rp 559 miliar dan Sanimas di 4.099 lokasi dengan anggaran Rp 1,8 triliun.