Survei: Faktor Cawapres Tak Jadi Patokan Masyarakat Sumbar pada 2024

ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/nym.
Siluet penari dari ISI Padang Panjang memainkan tari piring di Amphiteater Sungai Nyalo, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Sabtu (29/7/2023).
4/8/2023, 14.13 WIB

Faktor wakil presiden disinyalir tak menjadi patokan elektabilitas di mata masyarakat Sumatra Barat. Hal ini terlihat dari survei yang yang dirilis Indikator Politik Indonesia.

Survei tersebut melibatkan 1.620 orang yang tersebar di Ranah Minang. Metode survei yang digunakan adalah wawancara tatap muka. Adapun tingkat toleransi kesalahan survei tersebut adalah 2,7% dengan tingkat kepercayaan mencapai 95%.

Indikator menggunakan empat simulasi dengan memasangkan tiga bakal calon presiden saat ini dengan beberapa nama.  Bacapres yang dimaksud adalah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Saat memasangkan Anies dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, suara yang didapatkan Anies hanya bertambah 2%. Hal yang sama terjadi saat Anies dipasangkan dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Begitu pula efek perolehan suara saat Prabowo juga tak banyak berpengaruh jika dipasangkan dengan Ketua Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar maupun Menteri BUMN Erick Thohir. Dari seluruh simulasi tersebut, Burhan menemukan Prabowo mengungguli Anies dan Ganjar.

"Jadi, yang menentukan elektabilitas saat ini capres, elektabilitas cawapres belum terlalu signifikan menjelaskan perubahan peta dukungan capres-cawapres di Sumatra Barat," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi dalam konferensi pers virtual, Kamis (3/8).

Burhan menggali lebih dalam terkait elektabilitas masing-masing capres dengan menggali pengetahuan responden terkait nama-nama capres. Metode yang digunakan adalah menyajikan 10 figur kepada responden.

Setelah itu, responden harus merespon apakah figur tersebut disukai atau tidak dan tahu nama tersebut atau tidak. "Kenapa Anies elektabilitasnya ketinggalan di Sumatra Barat? Salah satunya karena Anies disukai sedikit lebih rendah dibandingkan Prabowo," kata Burhan.

Dalam survei Indikator Politik, sebanyak 97,1% responden mengetahui Prabowo dan 89,6% responden mengaku menyukai Prabowo. Sementara itu, hanya 94% responden yang mengetahui Anies dan responden yang menyukainya hanya 86,3%.

Burhan berpendapat meningkatnya elektabilitas Prabowo disebabkan oleh usaha Partai Gerindra di Ranah Minang. Walau demikian, Burhan mengingatkan bahwa arah suara pemilih masih dapat berubah lantara waktu menuju Pilpres 2024 masih panjang.

"Yang menarik, sempat turun suara Mas Prabowo dan Mas Anies unggul signifikan pada Januari 2023. Pada Juli 2023 ada perubahan," ujar Burhan.

Reporter: Andi M. Arief