Gus Yahya Pastikan NU Tak Terlibat Politik Praktis Jelang Pilpres 2024
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Yahya Cholil Staquf memastikan PBNU tak terlibat dalam politik praktis menjelang pemilu 2024. Ia menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama bukanlah alat yang bisa dipermainkan untuk kepentingan politik praktis.
"Nah ini supaya politikus ini tidak mempermainkan agama. NU saja kami nggak mau dipermainkan untuk pencalonan begini-begitu, apalagi agama jangan dipermainkan," ujar Yahya di sela Forum Konferensi Dialog Antarbudaya dan antaragama ASEAN, seperti dikutip dari Antara, Selasa (8/8).
Pernyataan tersebut disampaikan Yahya menanggapi klaim dari partai politik tertentu maupun politikus yang mengaku telah mendapat mandat perjuangan dari PBNU menghadapi pemilu dan pilpres. Meski begitu pria yang akrab disapa Gus Yahya ini tak menyebut dengan gamblang partai apa yang dimaksud. Ia justru mengatakan jengkel karena NU selalu dinilai sebagai barang dagangan dalam politik praktis, termasuk klaim-klaim merepresentasikan NU.
"Bahwa tidak ada calon presiden atau calon wapres atas nama NU pokoknya tidak ada," kata dia.
Lebih jauh Gus Yahya mengakui saat ini ada banyak warga nahdliyin yang aktif di partai politik. Meski begitu ia menyebut tidak serta-merta mewakili NU. Ia meminta agar aktor politik mengandalkan kredibilitasnya untuk meraup suara, bukan karena NU.
"Siapapun calonnya itu atas nama kredibilitas masing-masing enggak ada yang atas nama NU apalagi atas nama Islam pasti tidak ada," kata Yahya lagi.
Di sisi lain, Gus Yahya meminta identitas agama tidak dimanipulasi menjadi senjata untuk meraih dukungan politik atau menyerang pihak lain. Praktik manipulasi semacam itu menurut dia justru berpotensi menggiring agama sebagai sumber masalah.
"Kita harus mencegah agama menjadi masalah," kata Gus Yahya.
Dia mencontohkan, dalam dua pemilihan presiden terakhir yaitu pada 2014 dan 2019 penggunaan identitas agama menjadi santer. Hal ini menurut Gus Yahya menjadi pengalaman buruk dan tidak boleh terulang lagi.