Raksasa Properti Cina Tumbang, Jokowi Minta Pengembang Hati-hati
Presiden Joko Widodo mengingatkan pengusaha properti untuk waspada dan merencanakan bisnis dengan baik. Ini karena tak seluruh sektor properti di dunia berada dalam kondisi yang baik.
Jokowi mencontohkan adanya perusahaan properti raksasa Cina yang tumbang. Korporasi tersebut bahkan memiliki utang setara Rp 4.400 triliun.
"Jangan tepuk tangan, hati-hati mengenai ini sehingga semua harus dikendalikan," kata Jokowi dalam Musyawarah Nasional Real Estate Indonesia di Jakarta, rabu (9/8) seperti disiarkan Kompas TV.
Meski demikian, Jokowi optimistis sektor properti Tanah Air saat ini masih dalam kondisi baik. Ini karena kebutuhan hunian saat ini sangat besar.
"Backlog masih di angka 12,1 juta," kata Jokowi.
Begitu pula pertumbuhan keluarga baru yang memerlukan hunian masih besar. Faktor terakhir yang disinggung Jokowi adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih positif.
"Kinerja ekonomi kita juga masih baik," katanya.
Jokowi tak menyebut nama raksasa properti tersebut. Meski demikian, perusahaan raksasa properti Evergrande dua tahun lalu tumbang usai kesulitan membayar bunga atas beberapa pinjaman bank.
Kasus Evergrande ini mengingatkan akan skandal Lehman Brothers, bank investasi di Amerika Serikat yang memicu krisis keuangan global 2008.
Evergrande mulai mengalami masalah setelah Beijing memperketat peraturan untuk mengendalikan utang pengembang properti besar, mulai Agustus 2020.