Hubungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Gerindra kembali memanas usai Prabowo Subianto mengumumkan nama baru koalisi partai pendukungnya. Saat menyampaikan pidato dalam HUT Partai Amanat Nasional, Senin (28/8) Prabowo menyebut koalisi partai pendukung berganti nama jadi Koalisi Indonesia Maju.
Ketua DPP PKB Daniel Johan menilai perubahan nama dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM) tidak transparan. Ia menyebut perubahan tidak dibicarakan dahulu oleh Prabowo dengan PKB yang merupakan partai mitra Gerindra dalam mengusung Prabowo Subianto di pilpres 2024.
"Koalisi semakin tidak jelas, perubahan nama dilakukan secara mendadak tanpa dilakukan rembuk bersama PKB," kata Daniel saat diskusi publik di Tangerang Selatan, Banten, seperti dikutip Kamis (31/8).
Daniel menyebut perubahan nama koalisi yang mendadak itu membuat PKB kaget. Padahal kesepakatan PKB bersama Gerindra dalam bentuk piagam deklarasi KKIR, sampai saat ini belum dicabut. Sementara itu KIM belum mempunyai dokumen kesepakatan atau piagam deklarasi sampai saat ini.
"Tidak apa perubahan nama, asalkan kunci kesepakatan ada di kedua ketua partai yakni Gerindra dan PKB," kata Daniel lagi.
Awalnya PKB dan Gerindra menyepakati dibentuknya KKIR. Namun, setelah bergabungnya Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional dan Partai Golkar, Prabowo mengumumkan nama baru koalisi. Usai pengumuman nama, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menegaskan akan lapor ke partai bahwa perkembangannya sudah berubah.
"Saya akan melapor ke partai dulu,” ujar Muhaimin kala itu.
Menurut Gus Muhaimin, dia tidak mempunyai hak untuk setuju atau tidak setuju atas pergantian nama itu. Tetapi, dia berkewajiban menjelaskan perubahan tersebut kepada partainya, termasuk terkait kelanjutan Piagam Sentul.
Adapun Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menyatakan perubahan nama Koalisi Kebangkatan Indonesia Raya menjadi Koalisi Indonesia Maju melibatkan seluruh partai koalisi. Ia menyebut keputusan itu sudah disepakati bersama.
"Yang jelas semua pihak dalam koalisi menyepakati. Semua ketum parpol menyepakati," kata Habiburokhman kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/8).
Godaan untuk PKB
Di tengah tarik ulur pergantian nama koalisi partai pendukung Prabowo, PKB terus mendapat ajakan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk bergabung mendukung Ganjar Pranowo di pilpres. Ketua DPP PDIP Said Abdullah menyebut, PDIP tidak akan mengecewakan PKB jika membangun kerja sama dengan partainya di Pemilu 2024.
"Insya Allah Gus Imin tidak pernah kecewa dengan PDIP itu dipastikan," kata Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/8).
Sama halnya dengan PDIP, Partai Persatuan Pembangunan yang merupakan salah satu partai pengusung Ganjar juga menyatakan siap menyambut kedatangan PKB. Ketua DPP PPP Achmad Baidowi mengatakan partainya menyambut baik jika PKB merapatkan barisan mendukung Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024.
Meski begitu, saat ini PKB masih bersikukuh memajukan Muhaimin Iskandar sebagai kandidat cawapres. Baidowi menyebut pembahasan akan dilakukan jika telah bergabung terlebih dahulu.
"Bergabung dulu, baru nanti kita bicara. Segala peluang akan terbuka jika bergabung dalam satu barisan," kata Baidowi di Kompleks Parlemen, Kamis (31/8).
Adapun Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno menegaskan partainya tidak khawatir apabila PKB hengkang dari Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden pada Pemilu 2024. Eddy meyakini parpol pengusung Prabowo sangat solid dalam menjalin kerja sama politik, bahkan berlanjut di parlemen setelah Pemilu 2024.
Menurut dia, parpol koalisi memiliki semangat kebersamaan, yaitu sejak awal mengikat kerja sama politik untuk mencapai target kemenangan pada Pilpres 2024.