Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf meminta calon presiden dan wakil presiden tak membawa-bawa nama NU dalam Pemilihan Presiden 2024.
Yahya mempersilakan mereka yang ingin maju untuk membawa namanya masing-masing. "Bukan atas nama NU," kata Yahya dalam keterangannya, Sabtu (2/9) dikutip dari Antara.
Selain itu, Yahya menjelaskan secara struktural, NU dan para kiai tak akan memberikan dukungan kepada salah satu calon. Dia mengatakan klaim yang menyebut kiai-kiai merestui salah seorang calon tak betul.
"Selama ini tidak ada pembicaraan terkait calon presiden atau wakil presiden,” katanya.
Yahya memahami adanya pihak yang ingin memanfaatkan NU lantaran basis massanya yang besar. Apalagi berdasarkan survei Alvara, sebanyak 52,9% penduduk beragama Islam mengaku bagian dari NU.
Makanya, mereka yang ingin mencalonkan diri dipersilakan untuk berjuang lewat partai politik. Apalagi menurutnya, warga NU saat ini cerdas sehingga tak bisa lagi ditarik kepada calon tertentu.
"Kami tidak mau NU dicocok hidungnya, dibawa ke sana kemari," katanya. Meski demikian, Gus Yahya tak menjelaskan siapa capres dimaksud.
Hingga saat ini, baru ada satu pasangan capres dan cawapres yang siap berlaga dalam Pilpres 2024 yakni Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Sedangkan nama capres lain seperti Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo masih dalam tahap pembicaraan cawapres.