Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan sejumlah lembaga termasuk dengan PT Katadata Indonesia. Ketua Asmindo Dedy Rochimat mengungkapkan penandatanganan kerja sama diperlukan untuk mendorong kolaborasi untuk mengejar pertumbuhan industri mebel Tanah Air.
Dedy juga menjelaskan, upaya Asmindo menggandeng berbagai pihak merupakan bagian dari upaya merespon kritikan Presiden Joko Widodo tentang kinerja industri mebel nasional yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga. Selain dengan Katadata, Asmindo juga meneken kerja sama dengan delapan institusi antara lain Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), dan Universitas Tarumanegara
“Indonesia tidak kekurangan bahan baku untuk industri mebel. Sebab, sumber daya alam berupa hutan produktif ada sekitar 70 juta hektar,” kata Dedy dalam acara nota kesepahaman UKM Merdeka antara Asmindo dengan 8 institusi di ICE BSD, Banten, Minggu (17/9).
Menurut Dedy salah satu cara untuk membuat industri mebel Indonesia berkembang dibanding negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam adalah dengan menguatkan kolaborasi. Karena itu, Asmindo akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk bisa meningkatkan kinerja.
Lebih jauh Dedy menjelaskan Asmindo akan memanfaatkan pasar Asia Tenggara yang besar dengan jumlah penduduk sekitar 660 juta jiwa. Menurut dia, Asmindo akan menjalin kerja sama dengan asosiasi furniture di sejumlah negara untuk memperbanyak penjualan produk mebel Indonesia.
Menurut dia, industri furnitur nasional turut mengalami dampak akibat melemahnya pasar global karena situasi geopolitik yang terjadi akibat perang Rusia dan Ukraina. Selain itu inflasi yang disebabkan oleh kondisi resesi menyebabkan turunnya daya beli konsumen di negara-negara importir yang terdampak perang tersebut, terutama negara-negara kawasan Eropa dan Amerika Serikat.
Komitmen Asmindo untuk memperkuat kerja sama itu mendapat sambutan positif dari CEO Katadata Metta Dharmasaputra. Metta mengatakan sebagai perusahaan media berbasis data, Katadata sangat mendukung penuh upaya Asmindo untuk meningkatkan kinerja industri mebel nasional.
“Sebagai perusahaan media berbasis data dan riset, Katadata melalui Katadata Insight Center bisa memberikan masukan kepada Asmindo terkait kebijakan apa yang harus diambil berdasarkan data,” kata Metta usai penandatangan kerja sama.
Metta menjelaskan saat ini, kebijakan tidak bisa lagi diambil hanya berdasarkan intuisi tapi semua harus berdasarkan data yang valid. Karena itu, ia menilai nota kesepahaman yang dilakukan antara Asmindo dengan Katadata diharapkan memperkuat kolaborasi lintas sektor. Tujuan utamanya adalah memajukan perekonomian Indonesia, khususnya sektor mebel nasional.
Sementara itu Deputi bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM Hanung Harimba mengatakan kolaborasi antara Asmindo dengan praktisi, akademisi dan media diharapkan bisa menjawab arahan Presiden. Ia yakin dengan kerja bersama industri mebel bisa meningkatkan ekspor salah satunya adalah dengan meningkatkan kerja sama dengan pihak lain.
“Sebelum kerja sama tentu harus diperkuat ekosistem ke dalam, tentu kami berharap kolaborasi ini jadi salah satu cara untuk wujudkan harapan Presiden. Peluang industri ini masih besar karena pasar industri mebel juga masih luas,” kata Hanung.
Tahun lalu, pasar furnitur dunia mencatat pendapatan sebesar 695 miliar dollar AS secara global dan diprediksi dapat meningkat hingga 766 miliar dollar AS pada akhir 2023. Indonesia baru mencatatkan pendapatan sebesar 2,8 miliar dollar AS yang berada pada peringkat 17 secara global dan peringkat empat regional Asia– di bawah China, Vietnam, dan Malaysia.