Gagasan Anies di UGM: Kritik Kebebasan Bicara, Sorot Kinerja Polisi
Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan menyampaikan sejumlah kritik saat menghadiri agenda bertajuk 'Tiga Bacapres Bicara Gagasan' yang digelar Mata Najwa di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada, Selasa (19/9). Salah satu yang menjadi sorotan Anies adalah mengenai iklim kebebasan berpendapat yang saat ini sedang terjadi di Indonesia.
Mulanya Najwa bertanya kepada Anies bila harus diberi skala antara 1-10 berapa nilai kebebasan berpendapat di Indonesia. Mendapat jawaban itu Anies kemudian menyebutkan memberikan nilai rendah.
"Jadi menurut saya kebebasan berpendapat hari ini di Indonesia sedang bermasalah. Skor angkanya mungkin sekitar 5 dan 6 ya," kata Anies seperti dikutip Rabu (20/9).
Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut, indikator kebebasan berpendapat dapat dilihat dari masih adanya penggunaan istilah sebagai kata pengganti. Ia mencontohkan penggunaan kata ‘Wakanda’ yang digunakan untuk mengganti ‘Indonesia’ merupakan bukti masyarakat masih takut berpendapat karena akan tersangkut masalah hukum.
"Selama kita masih harus menggunakan nama-nama selain kita sendiri untuk mengungkapkan apa yang menjadi pikiran kita, maka skor kita masih rendah," kata Anies.
Kritisi Kriteria Proyek Strategis Nasional
Pada momen berbeda di kesempatan yang sama, Anies pun menyinggung kriteria Proyek Strategis Nasional atau PSN. Menurutnya, perlu ada transparansi ketika suatu program dinyatakan sebagai PSN.
“Harus ada transparansi agar program-program yang masuk PSN bisa dipertanggungjawabkan sehingga ini bukan menjadi tempat untuk titipan,” kata Anies.
Anies kemudian menjelaskan pembangunan proyek strategis nasional harus dilakukan menggunakan sistem teknokrasi. Anies mengatakan Indonesia memiliki Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), sehingga negara menjelaskan secara merinci pembangunan jangka panjang yang dilaksanakan.
“Tapi kalau non-teknokrasi, begini, saya berkeinginan untuk investasi di sini, sebagai pengusaha lalu kemudian saya kemudian menawarkan gagasan ini kepada kementerian a, b, c, d, lalu jadilah dia PSN, ini namanya profit center, enggak kepada kepentingan publik,” kata Anies.
Bicara Perbaikan Akuntabilitas Kepolisian
Saat memberi pidato di hadapan mahasiswa UGM, Anies juga mengungkapkan Indonesia membutuhkan kepolisian yang akuntabel, transparan, dan bersih. Menurut Anies saat ini diperlukan memperbaiki akuntabilitas di dalam kepolisian sebagai institusi publik.
“Memperbaiki akuntabilitas di dalam kepolisian semua langkah yang dikerjakan adalah langkah yang bisa dipertanggungjawabkan ada transparansi atas semua yang dilakukan. Mengapa? Karena institusi publik,” kata Anies.
Kemudian, Anies juga mengatakan perlu adanya pemebangan kompetensi dan profesionalisme. Menurutnya, saat ini babnyak petugas kepolisian yang tidak mengantongi pembekalan yang cukup.
“Fakta di lapangan bahwa banyak sekali saudara-saudara kita yang bertugas di kepolisian tidak mengalami pembekalan yang cukup kalau tidak punya keterampilan, pengetahuan, kemampuan untuk bisa menggunakan segala teknik baru, maka teknik-teknik lama lah yang dipakai,” kata Anies.
Selanjutnya, ia pun menyebut institusi kepolisian harus menjadi contoh dalam pelaksanaan penegakan hukum. Tak boleh ada keistimewaan pada asus yang menjerat anggota polisi.
“Anggota polisi yang bermasalah yang melanggar hukum harus menjadi subjek untuk diperiksa tidak bisa justru anggota kepolisian itu terbebas bila melakukan pelanggaran, mereka yang harus menjadi contoh,” katanya.
Anies pun menyoroti keterlibatan publik dalam pengawasan kinerja kepolisian, selayaknya lembaga lainnya. Menurut Anies, kepolisian seperti juga badan-badan yang lain harus bisa diawasi.
Saat ini, Anies merupakan kandidat bakal calon presiden yang diusung oleh Koalisi Perubahan. Anies dipersiapkan berpasangan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dalam Pilpres 2024 mendatang. Adapun partai koalisi pendukung pasangan Anies-Muhaimin yakni NasDem, PKB, dan PKS.