Unhan Ingatkan Potensi Kerugian Triliunan Rupiah dari Krisis Air

ANTARA FOTO/Novrian Arbi/YU
Warga memeriksa sumur dadakan untuk irigasi pertanian di area yang kering kawasan Situ Cileunca, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (19/9/2023).
22/9/2023, 11.52 WIB

Universitas Pertahanan memperkirakan ketersediaan air yang merata di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara selama 2020-2045 akan menurun. Oleh sebab itu, perlu penanganan yang efektif dalam mengatasi perubahan iklim dan krisis air.

Rektor Unhan RI Letjen TNI Jonni Mahroza mengatakan pada 2024, tercatat penurunan rata-rata ketersediaan air sebesar 439,21 m3 per kapita per tahun di Pulau Jawa dan 1.098,08 m3 per kapita per tahun di Nusa Tenggara.

Hal itu berdampak negatif pada ekonomi yang mengandalkan sumber daya air yakni Rp 27,9 triliun. Apalagi urusan air merupakan ancaman terhadap ketahanan pangan.

Mahroza memprediksikan ketahanan produksi padi turun lebih dari 25 persen pada 2020-2045 di sejumlah provinsi. Beberapa provinsi terdampak di antaranya Kalimantan Utara, Gorontalo, Maluku, dan Maluku Utara.

Kemudian, Mahroza menyebut di pulau Jawa dan Sumatera juga diperkirakan mengalami penurunan padi sebesar 10 hingga 17,5 persen. "Meningkatkan ketahanan air dapat membantu pertanian, termasuk produksi padi," kata Mahroza.

Di sisi lain, ia mengatakan menjaga ketahanan air juga sangat penting untuk mengurangi dampak ekonomi negatif akibat penurunan produksi padi yang disebabkan oleh perubahan iklim.

Tak hanya itu, perubahan suhu dan pola hujan juga meningkatkan populasi vektor penyakit seperti DBD, malaria, dan pneumonia. "Proyeksi potensi kerugian ekonomi di sektor kesehatan akibat DBD saja diperkirakan mencapai Rp 31,3 triliun dari 2020 hingga 2024," katanya.

Berdasarkan hal tersebut, Universitas Pertahanan RI melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan perusahaan asal Perancis dan Swedia dalam rangka mengantisipasi krisis air. Perusahaan yang digandeng yakni Osmosun dan Ellipse Projects dari Perancis, dan Blue Water dari Swedia.

Penandatanganan dilakukan oleh Mahroza selaku Rektor Unhan, dan disaksikan oleh Duta Besar (Dubes) Prancis untuk Indonesia Fabien Penone, di Universitas Pertahanan, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (22/9).

Osmosun merupakan perusahaan asal Perancis yang memiliki teknologi energi surya sebagai sumber daya untuk proses desalinasi air. Kerja sama Unhan dengan Osmosun untuk program akses air di pulau-pulau terpencil, daerah yang sulit mendapatkan pasokan air bersih, serta komunitas yang tidak memiliki akses mudah ke sumber air tawar.

Kemudian, Blue Water merupakan perusahaan asal Swedia yang memiliki solusi air darurat dengan rancangan khusus untuk situasi darurat seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, atau konflik yang mengancam nyawa.

Unhan bekerja sama dengan Blue Water dengan tujuan meningkatkan akses terhadap air bagi masyarakat di daerah yang terkena dampak bencana atau konflik.

Nantinya diharapkan solusi tersebut dapat memungkinkan tim tanggap darurat untuk dengan cepat mendapatkan akses ke air bersih yang murni, bahkan dari sumber air yang sangat tercemar.

Selain itu, ada pula perusahaan asal Perancis Ellipse Projects, yang melakukan kerja sama dengan Unhan untuk program penelitian digital terkait ketahanan air. 

Reporter: Ade Rosman