BNI Pionir Green Banking, Raih Katadata Corporate Sustainability Award

Katadata
“Katadata Corporate Sustainability Awards (KCSA) 2023
Penulis: Yandi M. Rofiyandi
27/9/2023, 14.07 WIB

Bank BNI meraih berhasil meraih "Katadata Corporate Sustainability Awards 2023". Penghargaan ini merupakan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan yang menerapkan menciptakan sistem yang berkelanjutan serta berbagai inisiatif untuk meningkatkan dampak positif bagi lingkungan.

“Kominten untuk terus melakukan transisi energi membuat Bank Mandiri  menerima award ini,” demikian keterangan Katadata Insight Center (KIC) dalam pemberian penghargaan pada 26 September 2023 di Jakarta. 

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan KIC dalam penghargaan ini di antaranya komitmen dan inovasi perusahaan dalam aksi hijau seperti transisi energi bersih. Demikian juga aksi korporasi dalam merealisasikan langkah produksi yang rendah emisi, pembiayaan berkelanjutan, dan sebagainya. 

Di tahun ini, Katadata memberikan anugerah “Katadata Corporate Sustainability Awards” ke perusahaan di tujuh sektor, yaitu keuangan (finance), pertambangan (mining), perkebunan (plantation), makanan dan minuman (food and beverage), transportasi & logistik (transportation and logistic), bahan kimia (chemicals), dan energi (energy).

Pembiayaan Energi Hijau BNI

Bank BNI mendukung ambisi pemerintah  untuk melakukan transisi energi dan mewujudkan net zero emission pada tahun 2060. Termasuk dalam soal pengembangan ekosistem kendaraan listrik, sepeda motor atau mobil listrik.  

Untuk itu, bank ini berkomitmen mendukung pembiayaan yang mengarah pada penggunaan energi baru terbarukan (EBT). Bank ini telah menyiapkan program pembiayaan khusus yang dapat dinikmati para nasabahnya.  

Selain itu, ke depannya BNI juga sudah menyiapkan pembiayaan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang belum menjadi Nasabah BNI. Program-program tersebut memberikan penawaran yang terbaik, dengan bunga kompetitif, serta kemudahan dan kecepatan proses.

Untuk itu, BNI juga beker jasama dengan PT PLN (Persero) dan para agen tunggal pemegang merek (ATPM) untuk melakukan kampanye serta memberikan kemudahan dalam proses kepemilikan kendaraan listrik melalui platform PLN Mobile.

"Hal tersebut merupakan bagian dari upaya konkret BNI yang merupakan pionir green banking di Indonesia dalam rangka mendukung program Pemerintah mensukseskan program percepatan ekosistem kendaraan listrik untuk Indonesia yang lebih baik," kata Direktur Consumer Banking BNI Corina Leyla Karnalies.

Hingga saat ini, dari total kredit BNI, sebesar 28,6% disalurkan untuk sustainable finance. Seluruh pembiayaan tersebut diperuntukan bagi industri yang telah melaksanakan usaha-usaha berkelanjutan yang di antaranya menghasilkan produk atau jasa yang berdampak positif terhadap lingkungan hidup. 

Seperti diketahui BNI telah mengalokasikan seluruh dana sebesar Rp 5 triliun ($330 juta) dari penerbitan Green Bond untuk proyek-proyek ekonomi berkelanjutan dan inisiatif untuk mendukung program pengurangan emisi rumah kaca.

Tentu langkah-langkah penghitungan emisi telah dilakukan oleh BNI ketika menjalin kerja sama dengan pelaku usaha di sektor perkebunan, pertambangan, komoditas, industri pengolahan, pulp dan kertas, konstruksi, serta pembangkit listrik tenaga batu bara.

Hasilnya, sebanyak 61,77 persen dari dana yang diperoleh telah dialokasikan untuk proyek transportasi ramah lingkungan, 11,24 persen untuk proyek energi terbarukan, dan 10,33 persen untuk pembangunan “bangunan ramah lingkungan”. Selain itu, 15,26 persennya telah digunakan untuk proyek limbah menjadi energi dan 1,4 persen sisanya untuk pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan.

Kontribusi penting lainnya adalah keterlibatan BNI dalam pengembangan sistem Light Rail Transit (LRT) yang baru dibangun di Jabodetabek -- diharapkan dapat mengurangi emisi karbon sebesar 109.823 ton per tahun.  

Sedangkan pembangkit listrik tenaga surya yang juga didanai oleh BNI akan berkontribusi terhadap tambahan pengurangan emisi karbon sebesar 3.037 ton per tahun. Ditambah dengan pembiayaan pembangkit listrik tenaga air mini dan pembangkit listrik tenaga biogas menghasilkan pengurangan emisi karbon tahunan masing-masing sebesar 26.686 ton dan 24.863 ton.

Sedangkan bangunan ramah lingkungan, yang dibangun menggunakan dana ini diproyeksikan dapat mengurangi emisi karbon sebesar 69.339 ton setiap tahunnya. Di bidang lain, untuk proyek-proyek sampah menjadi energi, mengubah 150.410 ton sampah menjadi sumber energi.

Selain itu, BNI juga mendukung program rehabilitasi lahan seluas 314.387 hektar yang telah disertifikasi oleh Forest Stewardship Council, dan penanaman 31.269 pohon di Papua.

“Ini merupakan pencapaian yang cukup luar biasa. Kami berkomitmen untuk aktif membantu pemerintah dalam mencapai target net zero emisi,” kata Sekretaris Perusahaan BNI Okki Rushartomo.

Tentang Katadata Corporate Sustainability Awards 2023

Dalam rangkaian acara Katadata SAFE (Sustainability Action for the Future Economy) 2023, Katadata memberikan apresiasi “Katadata Corporate Sustainability Awards”. Penilaian tersebut dilakukan terhadap perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan beberapa perusahaan negara (BUMN) yang berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. 

Pada tahun ini, Katadata memperluas penilaian dari sebelumnya tiga sektor menjadi tujuh sektor industri. Ketujuh industri tersebut, yaitu keuangan, pertambangan, perkebunan, makanan dan minuman, transportasi dan logistik, bahan kimia, dan energi.

Penilaian utama “Katadata Corporate Sustainability Index” berdasarkan pada ketersediaan data setiap perusahaan dari Laporan Keberlanjutan (sustainability report) terbaru dan dapat diakses melalui situs perusahaan per Juni 2023.

Perusahaan-perusahaan menyiapkan laporan keberlanjutan tersebut sesuai dengan standar Global Reporting Initiative (GRI). Laporan keberlanjutan itu juga untuk memenuhi persyaratan dari Peraturan OJK (POJK) No. 51/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik dan SEOJK No, 16/2021 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.

Secara umum, Katadata menilai aspek ESG (environmental, social, dan governance), yang meliputi sub-aspek pelaporan biaya lingkungan hidup, material ramah lingkungan, energi, keanekaragaman hayati, emisi, limbah dan efluen. Selanjutnya aspek lain yang dinilai, yaitu pengaduan lingkungan, air, pembiayaan (khusus sektor keuangan), ketenagakerjaan dan masyarakat, tata kelola berupa sertifikasi dan keberagaman dewan direksi. 

Selain menghargai komitmen perusahaan di sektor sustainability, pemberian apresiasi ini juga untuk mendorong perusahaan agar memaparkan data-data secara lengkap. Hasil penilaian tersebut bentuk dukungan terhadap pembiayaan berkelanjutan dari lembaga pembiayaan, serta rujukan untuk bisnis berkelanjutan dari hulu hingga hilir.

SAFE Forum 2023 akan menghadirkan lebih dari 40 pembicara yang akan mengisi 15 lebih sesi dengan berbagai macam topik. Mengangkat tema "Let's Take Action", #KatadataSAFE2023 menjadi platform untuk memfasilitasi tindakan kolaboratif dari berbagai pemangku kepentingan yang disatukan oleh misi menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih hijau. Informasi selengkapnya di sini.