Sederet Fakta Terkini Anak Pamen TNI Tewas Terbakar di Lanud Halim

Antara
Komandan Satuan Polisi Militer (Satpom) Lanud Halim Perdanakusuma Letkol Pom Made Oka Darmayasa saat konferensi pers di Polres Jakarta Timur, Selasa (27/9). Foto: Antara.
Penulis: Lona Olavia
30/9/2023, 13.39 WIB

Kepolisian dan Polisi Militer terus menyelidiki kasus kematian anak perwira menengah (pamen) TNI Angkatan Udara berinisial CHR (16). CHR ditemukan tewas dengan tubuh terbakar di Ring 1 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Minggu (24/9) malam.

Teranyar Polres Metro Jakarta Timur sudah memeriksa 10 saksi terkait kasus tersebut pada Jumat (29/9).

“Kami sudah melakukan interogasi dan klarifikasi terhadap 10 orang saksi. Semula ada delapan, kini ada tambahan dua orang lagi,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Leonardus Simarmata dikutip dari Antara, Sabtu (30/9).

Leonardus menjelaskan 10 saksi tersebut adalah kedua orang tua korban, wali kelas dan guru bimbingan konseling korban di sekolah, dan empat teman kelas korban. Seorang petugas keamanan dan seorang personel Puspom TNI AU yang piket saat kejadian juga turut diperiksa sebagai saksi.

Masih ada saksi-saksi lain yang akan diperiksa dalam beberapa hari ke depan. Saksi-saksi baru tersebut akan dimintakan keterangan untuk membuat urutan kejadian tewasnya korban semakin jelas, kata dia.

Selain memeriksa saksi, pihaknya juga memeriksa 18 kamera pengawas (CCTV) di sekitar lokasi kejadian. Semua kamera pengawas tersebut berada di dalam area vital TNI AU.

Leonardus mengatakan, hasil analisis pihaknya mendapati tidak semua CCTV yang diperiksa merekam korban. Meski begitu, hasil pemeriksaan pada kamera pengawas lainnya yang merekam korban mendapati korban pergi sendiri ke TKP dengan bersepeda dan memanggul tas ransel.

Sebagai tindak lanjut, Leonardus mengatakan pihaknya akan melaksanakan rapat koordinasi dan berbagi data hasil penyelidikan dengan pihak terkait, serta menunggu hasil pemeriksaan forensik dan autopsi korban.

Berikut fakta-fakta tewasnya remaja di Lanud Halum Perdanakusuma:

  • Anak perwira menengah TNI

Mayat pemuda yang tewas terbakar itu merupakan anak dari seorang pamen TNI AU.

  • Masih dalam keadaan hidup saat terbakar.

CHR masih hidup saat tubuhnya terbakar. Karena terdapat jelaga atau butiran arang halus pada rongga pernapasan yang terhirup. Luka bakar yang dialami hampir di sekujur tubuh atau mencapai 91 persen.

  • Polisi temukan sebilah pisau

Didapatkan sejumlah barang bukti antara lain sebilah pisau saat melakukan penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP). Pisaunya bukan pisau komando, tapi pisau dapur biasa. Gagangnya meleleh sehingga sudah tidak ada pegangan. Selain itu, ditemukan barang bukti lain berupa satu map bekas terbakar, tiga kantong serpihan atau abu bekas terbakar, dan satu buah tutup botol berwarna merah.

  • Ditemukan luka bacok di dada

RS Polri Kramat Jati menemukan bekas luka di bagian dada, tepatnya enam luka yang mengakibatkan pendarahan di rongga perut. Kedalaman luka tusuk itu ada yang mencapai enam centimeter (cm) dengan lebar dua sampai tiga cm. CHR menghembuskan nafas terakhir akibat kekurangan darah.

  • Pesan kematian dalam gim Roblox

CHR merupakan seorang gamer dan menulis pesan dalam status akun gim online Roblox “Hi, if you see this, I probably already dead”.

  • Lokasi kematian tak bisa dimasuki sembarang orang

Lokasi itu sejatinya bukanlah area yang bisa dilewati sembarang orang.

  • Diduga berkebutuhan khusus

Merupakan anak berkebutuhan khusus atau disabilitas, namun hal itu masih dugaan karena  orang tua korban belum menjelaskan.

  • Akrab dengan lingkungan Halim Perdanakusuma

Korban tinggal di lingkungan Halim Perdanakusuma dan juga bersekolah di lingkungan tersebut. CHR tinggal disana karena masih tergolong keluarga TNI AU.

Dalam mengungkapan kasus ini, polisi menyatakan butuh menggunakan metode Scientific Crime Investigation (SCI). SCI adalah sebuah metode yang memadukan antara teknik prosedur dan teori ilmiah dalam menangani suatu kasus kejahatan sehingga dapat memenuhi kebutuhan hukum seperti dilansir dari laman Polri.

SCI menggunakan berbagai disiplin ilmu baik ilmu murni maupun ilmu terapan yang dikembangkan dengan ilmu forensik. Hal ini dilakukan agar polisi bisa mendapatkan kesimpulan berdasarkan keidentikan yang dihasilkan dari berbagai sudut pandang.