Pertamina Group mengerahkan 206 personil pemadam kebakaran untuk membantu menanggulangi bencana kebakaran hutan dan lahan akibat musim kemarau yang berkepanjangan di beberapa wilayah Sumatera Selatan.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan, penanggulangan karhutla penting dilakukan untuk meminimalisir penyebaran dan dampak lainnya. Hal itu terutama dampak bagi kesehatan masyarakat dan keberlangsungan lingkungan. 

Fadjar mengatakan, Sumatera Selatan menjadi salah satu daerah yang terpantau memiliki asap moderat hingga pekat,

“Oleh karena itu, kami dengan cepat dan tanggap membantu penanganan karhutla di 44 titik kebakaran, dilakukan agar tidak menyebar dan menyebabkan dampak lebih lanjut,” ujar Fadjar melalui keterangan resmi, dikutip Jumat (6/10).

Fadjar menuturkan, aksi tanggap tersebut juga sejalan dengan komitmen Pertamina Group dalam menjaga lingkungan dan mengutamakan keselamatan dalam setiap operasional perusahaan.

Adapun sinergi Pertamina Group dalam membantu menanggulangi bencana karhutla di Sumatera Selatan antara lain dilakukan oleh:

-PT Pertamina Patra Niaga - Regional Sumbagsel

-PT Kilang Pertamina Internasional - Refinery Unit III Plaju

-PT Pertamina EP - Pendopo Field

-PT Pertamina Hulu Rokan - Regional 1 Zona 4 Prabumulih

-PT Pertamina Gas Negara Tbk - Stasiun Pagardewa.

Dukungan Pertamina juga dilakukan melalui bantuan berupa selang pemadam, dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), nozzle, serta pompa pemadam. Terdapat juga 39 unit mobil dan 2 unit motor kebakaran yang dikerahkan. 

Selain itu, Pertamina Patra Niaga Region Sumbagsel memberikan bantuan berupa 300 paket makanan, minuman dan vitamin/suplemen penambah daya tahan tubuh, serta 100 unit kacamata dan masker pemadam. Bantuan ini diserahkan langsung di Posko utama Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan Lahan wilayah Sumatera.

“Bantuan ini akan segera kami salurkan kepada Tim Manggala Agni yang saat ini menjadi garda terdepan dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan,” ujar Kepala Seksi Wilayah III Sumatera Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan Lahan Wilayah Sumatera, Candra Irfansyah.

Manggala Agni, yang berarti Panglima Api, merupakan brigade pengendalian kebakaran hutan dan lahan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang bertugas mengendalikan karhutla. Pengendalian tersebut meliputi pencegahan, pemadaman dan penanganan pasca kebakaran hutan dan lahan. 

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), indikasi luas kebakaran hutan dan lahan kahutla di provinsi Sumatra Selatan sudah mencapai 4.082,82 hektare (ha) selama periode Januari-Agustus 2023.

Dari luas lahan terbakar tersebut, terdiri dari 2.947,8 ha lahan mineral dan sisanya berasal dari lahan gambut.

Adapun kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), tercatat sebagai kabupaten di Sumatera Selatan mengalami kebakaran hutan lahan paling luas, yakni mencapai 2.625 ha.

Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatra Ferdian Kristanto menyebutkan, kebakaran di OKI menjadi perhatian serius lantaran dalam sebulan terakhir api masih sulit dipadamkan. 

"Sudah sebulan lebih (api menyala). Udah padam, nyala lagi, begitu. Karena gambut jadi memang kondisinya seperti itu," kata Ferdian dalam keterangannya, Selasa (19/9) 

Reporter: Nadya Zahira