Pemerintah Perbarui Data Penerima Bansos, Jadi Acuan Semua Kementerian

ANTARA FOTO/Maulana Surya/foc.
Petugas melayani warga penerima manfaat bantuan pangan beras dari pemerintah di Kelurahan Nusukan, Solo, Jawa Tengah, Rabu (18/10/2023).
24/10/2023, 17.17 WIB

Pemerintah memperpanjang durasi penyaluran bantuan beras 10 kilogram (kg) hingga akhir Desember 2023. Mereka juga akan memperbarui data registrasi sosial ekonomi (Regsosek) menjadi 78.382.866 jiwa.

Angka tersebut terdiri dari keluarga di 514 kabupaten/kota. Statistik itu bakal menjadi acuan basis data kementerian dan lembaga untuk menyalurkan bantuan sosial.

"Data itu dimanfaatkan untuk keluarga penerima manfaat untuk program Indonesia Pintar, bantuan sembako, BLT desa, bantuan subsidi pupuk, subsidi elpiji, subsidi listrik dan Kartu Prakerja," ujar Menteri Kordinator Bidang  Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (24/10).

Dari keseluruhan basis data saat ini, tercatat sebanyak 7,94% merupakan penerima Program Indonesia Pintar dan 39,9% untuk program bantuan sembako dan pangan non tunai PKH.

Selain itu, terhitung penerima BLT desa dan bantuan subsisi pupuk sejumlah 13,67% dan 81,67% adalah penerima subsidi elpiji 3 kg. Sedangkan 42% merupakan penerima bantuan subsidi listrik.

Menurut Airlangga, ketetapan penggunaan Regsosek untuk basis data penyaluran bantuan sosial di kementerian dan lembaga bakal dipertegas lewat instrumen hukum instruksi presiden (Inpres). Aturan tersebut akan disusun oleh Kementerian Keuangan dan Badan Perencanaan Pembangunan Sosial alias Bappenas.

Pemerintah memperpanjang termin program bantuan pangan tahap II sebanyak 640 ribu ton beras kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat yang berlaku sejak September sampai November 2023.

"Dalam rapat, Bapak Presiden mengarahkan untuk bantuan beras dilanjutkan di bulan Desember," kata Airlangga.

Sebelumnya, Perum Bulog memastikan sebanyak 500 ribu ton beras impor akan tiba pada pertengahan Desember 2023. Beras impor tersebut akan meningkatkan stok beras pemerintah menjadi 1,3 juta ton pada akhir 2023. 

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas mengatakan, beras impor sebanyak 500 ribu ton yang akan tiba merupakan bagian dari kuota impor beras baru sebanyak  1,5 juta ton. Beras impor tersebut akan berasal dari beberapa negara.


Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu