Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengeluarkan pernyataan terkini mengenai situasi politik belakangan. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya sedih dan terluka atas apa yang terjadi saat ini.
Hasto mengatakan jajaran anak ranting, ranting, hingga struktur terbawah bahkan masih banyak yang tak mempercayai hal ini. Hal yang dimaksud adalah perasaan ditinggalkan oleh Presiden Joko Widodo dan keluarganya.
"Kami begitu mencintai dan memberikan privilege begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan," kata Hasto dalam keterangan tertulis, Minggu (29/10).
Hasto mengatakan rasa sayang PDIP kepada Jokowi dan keluarganya diwujudkan dalam pemenangan 5 pemilihan kepala daerah dan 2 pemilihan presiden.
Ia juga menjelaskan PDIP awalnya memilih diam melihat situasi saat ini. Meski demikian, Partai berlambang banteng itu bersuara setelah melihat sosok seperti Butet Kertaredjasa, Goenawan Muhammad, Eep Syaifullah, Hamid Awaludin, Airlangga Pribadi menyampaikan keresahannya.
Hasto lalu menjelaskan hal yang terjadi dengan pencalonan Gibran Rakabuming Raka merupakan pembangkangan terhadap konstitusi. Apalagi setelah ada kejadian di Mahkamah Konstitusi (MK) yang menurutnya merupakan rekayasa hukum.
"Saya sendiri menerima pengakuan dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kartu truf-nya dipegang," katanya.
Di ujung pernyataannya, Hasto berharap awan gelap demokrasi segera berlalu. "Rakyat Indonesia sudah paham, siapa meninggalkan siapa demi ambisi kekuasaan itu," katanya.
Hubungan Jokowi dengan megawati dan PDIP dikabarkan merenggang usai Gibran Rakabuming Raka digandeng Prabowo Subianto menjadi calon wakil presiden. Ketua DPP PDIP Puan Maharani bahkan sempat mempertanyakan arah dukungan Jokowi pada kontestasi Pemilihan Presiden 2024.
Namun Joko Widodo mengatakan hubungannya dengan PDIP dan Megawati Sokarnoputri tak berubah. Ia mengatakan masih berhubungan baik dengan partainya meski Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto.
"Baik-baik saja," kata Jokowi usai agenda BNI di Jakarta, Selasa (24/10).