Indikator Politik Indonesia merilis survei terbaru mengenai elektabilitas partai politik jelang Pemilu 2024. PDI Perjuangan atau PDIP tampil berada pada posisi teratas dengan 24,1%, diikuti oleh Partai Gerindra 14,4% dan Golkar 9,3%.
“Per hari ini PDIP masih unggul di peringkat pertama, disusul Gerindra. Ada beberapa partai tengah yang skornya dalam margin of error antara Golkar, PKB, NasDem, PKS, Demokrat, PAN," ucap Pendiri Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei virtual “Efek Gibran dan Dinamika Elektoral Terkini”, Minggu (12/11).
Sementara ada sejumlah partai yang mendapatkan skor di bawah 4% atau di bawah parliamentary threshold (PT). Namun ia mengatakan partai tersebut belum bisa dikatakan tak lolos ke parlemen atau tidak, karena masih pada batas margin of error.
"Kita harus hati-hati membaca survei, karena pertama margin of error 2,9% plus minus. Kedua ada undecided voters. Nah biasanya kalau simulasi surat suara itu lebih mengecil, berhubung kami belum melakukan simulasi surat suara kami belum tahu. Apakah betul partai di bawah 4% otomatis tidak lolos PT atau tidak. Jadi kita tunggu, toh Pemilu masih jauh,” kata Burhanuddin.
Burhanuddin memaparkan, elektabilitas Demokrat dan NasDem sedikit naik setelah kedua partai tersebut tak bergabung lagi di Koalisi Perubahan.
"Secara umum tren belum banyak bergerak dibanding sebelumnya, kecuali partai Demokrat agak sedikit meningkat dibanding sebelumnya, NasDem juga cenderung meningkat terutama setelah Partai Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan, yang lain cenderung sama," katanya.
Di sisi lain, sekitar 27,3% pemilih partai saat ini merupakan pemilih lemah, yakni yang masih besar kemungkinan merubah pilihannya. Dilihat menurut basis partai, PAN dan PDIP paling solid pemilihnya.
PDIP unggul di wilayah Jateng-DIY dan Bali-Nusa. Sementara Gerindra unggul di Bantendan Kalimantan, NasDem unggul di Sulawesi. Jawa Barat diperebutkan oleh PDIP dan Gerindra, sedangkan Jawa Timur didominasi PDIP dan PKB.
Adapun PDIP paling banyak terekspos di berbagai media sosialisasi. Jika pemilih terekspose sosialisasi partai, maka dukungan partai cenderung lebih besar.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan pada 27 Oktober 2023 hingga 1 November 2023. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1.220 orang. Sampel berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka.