Top News: Pertemuan Tokoh Bangsa di Rumah Gus Mus, Kopi Terancam Punah

ANTARA FOTO/Anis Efizudin/YU
Budayawan sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin Rembang KH Mustofa Bisri (Gus Mus) sedang melukis, di Alun-alun Kota Magelang, Jawa Tengah, Minggu (2/7/2023).
13/11/2023, 05.50 WIB

Sejumlah tokoh nasional lintas agama mendatangi rumah KH Mustofa Bisri atau Gus Mus untuk menghadiri Majelis Permusyawaratan Rembang. Pertemuan unik ini membicarakan situasi politik nasional yang cenderung memanas, terlebih setelah Mahkamah Konstitusi menetapkan aturan terkait batas usia capres dan cawapres.

Aturan yang dibuat saat Anwar Usman masih menjabat sebagai Ketua MK, ditengarai telah memberikan keuntungan kepada Gibran Rakabuming Raka, anak dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Salah satu tokoh, Goenawan Mohamad, yang datang dalam pertemuan itu mengatakan sowan ke Gus Mus untuk berbagi rasa, saling menularkan semangat supaya masyarakat dapat kembali memiliki rasa kepercayaan kepada sesama.

Pertemuan di rumah Gus Mus menjadi salah satu artikel terpopuler dan masuk jajaran Top News Katadata.co.id. Selain itu, simak juga bagaimana isi pidato Megawati, serta penemuan unik satwa yang diperkirakan telah punah.

Berikut Top News Katadata.co.id:

1. Poin-poin Pertemuan Tokoh Bangsa di Rumah Gus Mus

Sejumlah tokoh nasional lintas agama menyambangi kediaman KH Mustofa Bisri atau Gus Mus untuk menghadiri Majelis Permusyawaratan Rembang, Minggu (12/11).

Pertemuan tak biasa ini membicarakan situasi politik nasional yang cenderung memanas, terlebih setelah Mahkamah Konstitusi menetapkan perkara soal batas usia capres dan cawapres di bawah Anwar Usman yang menguntungkan Gibran Rakabuming Raka.

Goenawan Mohamad yang datang dalam pertemuan itu mengatakan sowan ke Gus Mus untuk berbagi rasa, saling menularkan semangat supaya kembali lagi ada kepercayaan kepada sesama di bangsa dan negara ini. "Sebab, zaman sekarang kepercayaan kepada sesama sangat tipis. Pertama, banyak sekali kebohongan, yang juga diucapkan oleh presiden dan orang-orang lainnya," kata Goenawan, Minggu (12/11), usai pertemuan.

2. Megawati Blak-blakan soal Kondisi Politik Terkini, Apa Katanya?

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri angkat suara mengenai konstelasi politik yang kian memanas akhir-akhir ini.

Megawati mengatakan, hal ini perlu disampaikan ke publik setelah mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang terjadi dalam kehidupan politik Tanah Air. Serta mempertimbangkan segala sesuatunya dengan hati nurani yang jernih sebagai kontemplasi.

Sebagai anak bangsa yang ikut berjuang bagi tegaknya demokrasi Indonesia, sekaligus selaku presiden ke-5 Indonesia Megawati menyebut, keputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konsitusi (MKMK) telah memberikan cahaya terang di tengah kegelapan demokrasi.

Keputusan MKMK menjadi bukti bahwa kekuatan moral politik, kebenaran, politik akal sehat dapat tetap berdiri kokoh meski menghadapi rekayasa hukum konstitusi.

3. Indonesia Diberi Mandat OKI untuk Wujudkan Perdamaian di Gaza

Indonesia diberi mandat khusus oleh Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) atas nama OKI dan Liga Arab untuk menghentikan perang di Gaza. Mandat ini keluar setelah para pemimpin OKI melakukan rapat luar biasa untuk membahas upaya penghentian perang di Jalur Gaza, Palestina.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Paragraf 11 dalam resolusi yang dihasilkan merupakan pengakuan OKI terhadap kontribusi aktif Indonesia yang terus mencoba menyelesaikan masalah Palestina. "Terutama dalam situasi akhir-akhir ini di Gaza," kata dia dikutip Minggu (12/11).

Retno menjabarkan resolusi itu berisi 31 pesan dari negara-negara OKI yang bernada kuat dan keras untuk menghentikan konflik Israel-Palestina di Gaza. "OKI juga mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan resolusi guna mengecam perusakan rumah sakit di Gaza oleh Israel," kata dia.

Selain Indonesia, para pemimpin OKI dalam resolusi tersebut memberi mandat kepada Arab Saudi, Yordania, Mesir, Qatar, Turki dan Nigeria untuk membantu melalui proses politik untuk mewujudkan perdamaian antara Israel dan Palestina.

4. Ekspedisi Ilmuwan Temukan Spesies Echidna yang Diduga Punah di Papua

Para ilmuwan telah menemukan kembali spesies mamalia yang telah lama hilang di Pegunungan Dafonsoro, Papua. Spesies yang disebut echidna ini, terakhir kali terlihat 60 tahun silam.

Mengutip Reuters, Sabtu (11/11), echidna digambarkan memiliki duri landak, dengan moncong menyerupai trenggiling. Spesies yang ditemukan di Papua ini dinamakan Echidna Attenborough, sesuai dengan nama naturalis asal Inggris David Attenborough, yang pertama kali menemukannya.

Penampakan echidna ini diketahui dari tangkapan kamera jarak jauh pada hari terakhir ekspedisi empat minggu yang dipimpin oleh para ilmuwan Universitas Oxford bersama kolaborator dari kelompok konservasi Indonesia YAPPENDA.

Setelah turun dari pegunungan di akhir perjalanan, ahli biologi James Kempton menemukan gambar makhluk kecil yang berjalan melalui semak-semak hutan pada kartu memori terakhir yang diambil dari lebih dari 80 kamera jarak jauh. Setelah diidentifikasi lebih lanjut, diketahui hewan tersebut adalah echidna.

5. Separuh Tanaman Kopi Diprediksi Punah pada 2050 Akibat Perubahan Iklim

Pemanasan global atau global warming diyakini turut menyebabkan berkurangnya area yang cocok ditanami kopi. Co-Founder Anomali Coffee & Pipiltin Cocoa, Irvan Helmi, mengatakan situasi ini menyebabkan area penanaman kopi berkurang hingga 50%.

Pada saat yang sama, sekitar 125 juta orang yang tersebar di berbagai negara bergantung pada komoditi kopi untuk kesejahteraan termasuk di Indonesia.

Menurut Helmi dampak nyata perubahan iklim terhadap tanaman kopi dirasakan pada 2050 saat separuh tanaman kopi diprediksi akan punah. Oleh sebab itu, dia meminta masyarakat untuk melakukan perubahan mulai dari hal kecil guna memperbaiki iklim yang sudah terbilang rusak ini.

Irvan mengatakan, perubahan kecil yang bisa dilakukan untuk memperbaiki iklim yakni dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Masyarakat juga diminta untuk tidak membuang sampah makanan dengan jumlah yang banyak karena dapat menghasilkan gas metana. Selain itu pemerintah diminta untuk segera menutup atau mempensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.