Korban serangan Israel ke Jalur Gaza terus bertambah. Hingga Jumat (17/11) warga Palestina yang meninggal akibat serangan tersebut telah menembus 12 ribu orang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 5.000 orang merupakan anak-anak. Sedangkan 3.300 korban merupakan wanita.
"Sedangkan 30 ribu lainnya terluka," demikian pernyataan media pemerintah di Gaza seperti dikutip dari Antara, Sabtu (18/11).
Selain itu, masih ada 3.750 orang yang hingga saat ini belum ditemukan. Dari jumlah tersebut 1.800 merupakan anak-anak.
"Pendudukan Israel telah melakukan 1.270 pembantaian," demikian penjelasan kantor media Gaza.
Otoritas Gaza juga mencatat 200 petugas medis, 22 personel pertahanan sipil, dan 51 jurnalis meninggal dalam serangan Israel. Agresi tersebut juga memaksa 25 rumah sakit dan 52 pusat layanan kesehatan tutup.
"Sementara 55 ambulans menjadi target pasukan Israel," tulis pernyataan tersebut.
Agresi ini dimulai usai serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu. Korban di pihak Israel mencapai 1.200 orang usai otoritas merevisi angkanya dari 1.400 orang.
Salah satu fasilitas kesehatan yang berhenti beroperasi adalah Rumah Sakit Indonesia di Gaza bagian Utara. RS tersebut berhenti beroperasi karena kekurangan pasokan bahan bakar hingga kebanjiran pasien di tengah serangan Israel.
“Kami tidak dapat menawarkan layanan apa pun lagi, kami tidak dapat menawarkan tempat tidur apa pun kepada pasien,” kata direktur Rumah Sakit Indonesia Atef al-Kahlout pada hari Kamis (16/11) seperti dikutip dari Al Jazeera.
Al-Kahlout mengatakan saat ini 500 pasien tengah dirawat, padahal kapasitas RS Indonesia hanya mencapai 140 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 45 pasien memerlukan pembedahan dalam waktu dekat.