Sebutan Gemoy untuk Prabowo Jelang Pilpres Menuai Protes

ANTARA FOTO/Moch Asim/nym.
Simpatisan memakai atribut di kepalanya saat Dialog Publik yang menghadirkan Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Jawa Timur, Jumat (24/11/2023).
24/11/2023, 18.27 WIB

Sebutan gemoy yang melekat pada calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menjelang pemilihan presiden atau pilpres 2024 mendapat tanggapan negatif dari sejumlah pihak. Salah kritik datang dari Novelis Okky Madasari. 

Okky mengatakan sebutan gemoy yang dilekatkan kepada Prabowo untuk menarik suara dari kalangan anak muda hanya berisi jargon kampanye yang tidak menyentuh substansi isu kenegaraan. Dalam unggahan video di Instagram pribadinya @okkymadasari, penulis novel Entrok itu mengatakan saat ini ada mitos seolah-olah pemimpin yang layak dipilih adalah sosok pribadi yang gemoy, lucu dan hobi joget karena mencerminkan anak muda. 

"Jangan mau dibodohi! Saya sebenarnya sangat sedih lihat tren fenomena gemoy-gemoy ini. Dia merasa generasi Z itu orang yang tidak peduli gagasan," tulis Okky dalam unggahannya, dikutip Jumat (24/11).

Okky pun menilai negatif calon pimpinan yang hanya menonjolkan gimik gemoy. Menurutnya, hal itu merupakan sikap yang menganggap anak muda sebagai pihak yang hanya peduli pada tampilan humor dan konten viral. 

"Ini pembodohan dan penghinaan pada akal sehat kita, pada naluri kita. Jadi sekali lagi, kita harus menolak itu," ujar Okky. 

Di sisi lain, dia menganggap sosok pimpinan yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah tokoh yang bisa menghadirkan gagasan-gagasan untuk kemajuan bangsa. 

Menanggapi narasi dalam unggahan tersebut, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Raja Juli Antoni mengatakan anak muda saat ini cenderung memiliki istilah atau diksi khas sebagai bentuk ekspresi politik. Dia menampik anggapan bahwa slogan gemoy merupakan media kampanye untuk menampilkan anak muda sebagai pihak yang hanya peduli pada tampilan humor dan konten viral. 

Menurut Juli, diksi gemoy merupakan cara TKN untuk mengemas dan menyampaikan pesan positif kepada pendukung. Gemoy merupakan istilah dalam bahasa gaul yang berarti menggemaskan. 

"Apakah Okky sedang mengatakan bahwa anak muda itu dangkal dan hanya bakal tertarik dengan kata gemoy. Generasi millenial dan Z itu sangat kritis, mereka tau mana pimpinan yang bagus, kuat dan relevan bagi mereka," kata Juli di Kantor DPP PSI, Tanah Abang Jakarta pada Jumat (24/11). 

Juli menilai pernyataan Okky justru melecehkan anak muda yang seolah hanya tertarik dengan istilah gemoy yang mengerti substansi dan esensi di balik slogan tersebut. 

"Generasi millenial dan Z itu mengerti isu lingkungan, perubahan iklim, transportasi publik dan masa depan Indonesia.  Tapi bahwa mereka punya diksi-diksi sendiri, nah itu yang tidak dipahami oleh Okky," ujar Juli. 

Arti Gemoy Sesuai Konteks 

Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional, Wasisto Raharjo Jati melihat bahwa penilaian persepsi slogan gemoy tergantung konteks dan narasi yang mengiringinya. "Karena pada dasarnya istilah gemoy lebih pada bahasa gaul sesama anak muda yang sepantaran," kata Wasisto lewat pesan singkat WhatsApp pada Jumat (24/11). 

Dia menilai penggunaan slogan gemoy sebagai instrumen kampanye dapat berimbas positif maupun negatif terhadap elektabilitas Prabowo. Kata Gemoy sendiri belum masuk Kamus Besar Bahasa Indonesia.  

"Plus minus itu tergantung pula pada respons publik karena istilah ini sebenarnya lebih khas anak muda daripada publik secara keseluruhan," ujar Wasisto. 

Dia pun mengatakan penggunaan istilah atau sebutan tertentu dalam pilpres merupakan strategi yang disiapkan masing-masing tim. Ia menilai setiap tim memiliki kalkulasi saat memunculkan suatu istilah termasuk istilah gemoy. 

Adapun Prabowo saat menghadiri dialog publik di Muhammadiyah mengaku tidak tahu apa itu gemoy. "Saya enggak mengerti apa itu gemoy-gemoy," kata seperti disiarkan dalam Youtube Muhammadiyah, Jumat (24/11).

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menjelaskan alasannya kerap berjoget, salah satunya saat pengambilan nomor urut di Komisi Pemilihan Umum (KPU) beberapa waktu lalu. Ia mengaku berjoget merupakan respon bawah sadar yang biasa ia tunjukkan saat merasa senang. 

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu